Banjir Berlalu, Leptospirosis Menunggu

Banjir Berlalu, Leptospirosis Menunggu
Banjir Berlalu, Leptospirosis Menunggu
Penularan penyakit ini bisa melalui tikus, babi, sapi, kambing, kuda, anjing, serangga, burung, landak, kelelawar, dan tupai. Bakteri leptospira biasanya terbawa air seni tikus atau air seni hewan lain yang tercampur dalam genangan air hujan atau banjir. Penyakit ini dapat menyerang semua usia, mayoritas berusia 10-39 tahun, sehingga bisa jadi usia adalah sebuah faktor risiko.

Di Indonesia, penularan paling sering adalah melalui tikus. Air seni tikus terbawa banjir kemudian masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka, atau selaput lendir mata dan hidung. Bisa juga melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi urine tikus yang terinfeksi leptospira.

Cara menghindari atau mengurangi risiko terkena leptospirosis adalah dengan menghindari kontak dengan air yang tercemar maupun binatang di wilayah banjir. Warga disarankan memakai sepatu yang beralas keras, sarung tangan, baju dan kacamata pelindung, guna menghindari kemungkinan luka yang memicu risiko infeksi. Perhatikan pula kebersihan lingkungan dengan selalu menjaga kemungkinan kontaminasi.

Komplikasi tergantung dari perjalanan penyakit dan pengobatannya. Perkiraan kondisi penderita di masa depan tergantung dari ringan atau beratnya infeksi.

JAKARTA - Musim hujan yang masih berlangsung dan menimbulkan banjir di berbagai wilayah di DKI Jakarta dan sekitarnya, dikhawatirkan bakal segera

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News