Banjir Boleh Datang, Tapi Tidak ke Masjid Luar Batang

Banjir Boleh Datang, Tapi Tidak ke Masjid Luar Batang
Masjid Luar Batang di Penjaringan, Jakarta Utara. Foto: Randu/JPNN.
Tak mengherankan memang, jika Masjid Luar Batang hampir menjadi lokasi kunjungan wajib bagi Urang Banjar yang datang ke Jakarta. Ini berkat history tentang kiblat masjid tersebut, yang konon diperbaiki oleh Syaikh Muhammad Arsyad Albanjari sewaktu singgah dalam perjalanan pulangnya dari Hejaz ke Banjar, pada tahun 1827.

Terkait kekeramatan makam tersebut, Jamal pun lantas bercerita bahwa ia antara lain pernah mendengar testimoni dari salah seorang warga Banjarmasin yang telah dikenalnya rutin menziarahi makam tersebut. "Waktu itu katanya, musibah kebakaran melanda komplek perumahan yang ditempatinya," ujar Jamal mengutip cerita warga Banua tersebut. Namun ajaibnya, katanya lagi, hanya rumah milik sang peziarah yang tidak terbakar, sementara semuanya yang lain tandas dilahap si jago merah.

Tidak kurang anehnya, salah seorang mahasiswa asal Kalsel bernama Rifani, pun mengatakan pernah coba mengambil gambar makam tersebut secara diam-diam. Namun ia harus terkejut ketika melihat hasilnya. "Putih. Gak ada gambarnya," ujarnya, sembari setengah tersenyum.

Bisa jadi, kalau mendengar kesaksian seperti itu saja, masih banyak orang yang mungkin tak percaya. Tapi yang jelas, satu keanehan lain justru sudah biasa dilihat secara langsung setiap tahunnya, oleh warga sekitar di Jakarta Utara khususnya. Apa itu? Banjir yang selalu melanggani DKI Jakarta dan Jakarta Utara khususnya, tidak berlaku di areal Masjid Luar Batang.

Jakarta di musim hujan mungkin nyaris identik dengan banjir. Namun demikian, beberapa tempat di Jakarta bisa juga tak tersentuh oleh banjir. Salah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News