Banjir Bukan Hanya Dosa Jokowi
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik Boni Hargen menilai persoalan banjir yang merendam DKI Jakarta bukan semata-mata kesalahan Gubenur Joko Widodo. "Ini warisan dari dulu," tegas Boni di Jakarta, Minggu (19/1).
Menurutnya, banjir merupakan permasalahan kompleks multidimensional, termasuk juga dari aspek tata ruang dan penyerapan air. "Ruang penyerapan terbatas, Jakarta seluruhnya sudah dilapis aspal," ungkapnya.
Menurut Boni, persoalan tata ruang juga sudah berlangsung lama. "Sekarang baru memperoleh hasilnya," kata dia.
Boni menambahkan pemerintah Jokowi juga sudah berupaya menambah lahan resapan air. Namun, persoalan yang terjadi begitu komplek.
Misalnya saja, lahan resapan air di kawasan Bogor, Jawa Barat yang habis sehingga berimbas pada kondisi Jakarta. "Penyerapan air tidak ada dan air mengalir ke Jakarta," kata dia.
Karenanya, ia menyebut tidak fair juga jika hanya menyalahkan pemerintah saja terkait persoalan banjir ini. "Menyalahkan pemerintah sepihak itu tidak fair juga," tegasnya.
Menurut Boni lagi, masyarakat sadar persoalan banjir bukan cuma kesalahan gubernur. "Ini persoalan historik, penyelesaiannya harus multidimensional," katanya.
Boni tidak menampik bahwa banjir memiliki konsekuensi terhadap popularitas Jokowi. Namun, kata dia, hal itu lebih disebabkan karena politisasi yang dilakukan oleh pihak lain. "Konsekuensi ke citra Jokowi tidak akan terlalu besar," kata dia. (boy/jpnn)
JAKARTA - Pengamat politik Boni Hargen menilai persoalan banjir yang merendam DKI Jakarta bukan semata-mata kesalahan Gubenur Joko Widodo. "Ini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS