Banjir di Kashmir Picu Kelangkaan Pasokan Tongkat Kriket
Minggu, 19 Oktober 2014 – 18:00 WIB
Australia berpotensi kekurangan tongkat kriket dengan harga terjangkau dalam beberapa tahun mendatang menyusul India yang selama ini menjadi pemasok utama produk itu memprediksi akan ada penurunan stok yang cukup tajam akibat bencana banjir baru-baru ini yang memporakporandakan wilayah Kashmir.
Baca Juga:
Pemasok kayu Willow bahan pembuat tongkat kriket di kashmir masih menghitung skala kerusakan yang menimpa industri kayu Willow mereka, namun ada yang memperkirakan jumlah kerugian akibat banjir dan pohon-pohon yang rusak setara dengan menurunnya jutaan tongkat kriket dalam beberapa tahun mendatang. Ketua Asosiasi Pabrikan Olahraga India, Rakesh Mahajan mengatakan sebagian besar yang terdampar adalah industri yang selama ini menjadi pemasok produk eksport peralatan olahraga dari India.
"Australia merupakan pembeli besar dari India, begitu juga Inggris, Afrika Selatan dan seluruh negara yang banyak memainkan olahraga Kriket mereka mengimpor tongkat kriket dari India," kata Mahajan. Sementara sejumlah kayu Willow potong rusak diterjang banjir, pohon yang masih tersedia juga bisa jadi tidak layak digunakan karena telah terendam air selama berhari-hari. "Kalaupun kita bisa mendapatkan pasokan kayu Willow, maka kayu yang tiba disini memiliki noda hitam," kata pekerja di pabrik pembuat tongkat kriket berusia 69 tahun, Mangulal. Menurutnya ini merupakan bencana banjir terparah yang pernah dialaminya selama bekerja sebagai pembuat tongkat kayu kriket selama 50 tahun terakhir. "Saya sangat sedih karena ini juga akan mengganggu pekerjaan kami," katany. Sementar di pabrik milik Mahajan di Meerut India Utara para pekerja disana meningkatkan produksinya menjadi 600 tongkat kriket per hari. Tongkat kriket kualitas tinggi tidak terpengaruh Tongkat kriket berkualitas baik dibuat dari kayu willow berkualitas tinggi yang diimpor dari Inggris, namun kebanyakan tongkat kriket yang diproduksi di India menggunakan kayu willow dari Kashmir yang harganya jauh lebih murah. "Tongkat kriket yang terbuat dari kayu willow Kashmir harganya terjangkau semua kalangan, warga atau pelajar pada umumnya membeli produk ini," kata Mahajan.
Mahajan mengatakan saat ini belum ada bahan pengganti kayu Willow dari Kashmir, dan kemungkinan dirinya harus membeli kay willow lebih banyak dari Inggris yang tentu saja akan membuat biaya produksi dan harga jualnya terpaksa dinaikan. Setiap satu batang pohon willow butuh waktu 10 - 15 tahun untuk tumbuh dan siap dipakai, sementara pemasoknya hanya memiliki stok satu atau dua tahun saja, karena itu Mahajan memperkirakan dampak dari rusaknya pasokan kayu willow ini akan dapat dirasakan dalam waktu lama dimana stok tongkat kriket akan semakin sulit didapati di toko-toko di masa mendatang," "Selama satu atau dua tahun mendatang saya pikir tidak akan ada masalah, tapi setelah tiga tahun maka ini akan menjadi masalah," katanya.
Australia berpotensi kekurangan tongkat kriket dengan harga terjangkau dalam beberapa tahun mendatang menyusul India yang selama ini menjadi pemasok
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata