Banjir Tuhan

Oleh: Dahlan Iskan

Banjir Tuhan
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Tidak. Jalur selatan tetap aman.

Jembatan hadiah itu penting bagi penduduk dua RT di sana. Dua RT itu memang terisolasi di seberang sungai. Terisolasi benar juga tidak. Kalau lagi tidak ada banjir penduduk bisa melintasi sungai. Caranya: lewat dam beton yang melintang di sungai. Itulah dam menahan pasir.

Pun jembatan gantung itu tidak untuk mobil. Tidak ada yang punya mobil di dua RT tersebut. Itu jembatan untuk pejalan kaki dan sepeda motor.

"Perbaikannya bisa cepat. Tinggal mengadakan tali baru. Fondasinya masih aman. Tidak bergeser," ujar Bupati Lumajang Thoriqul Haq.

Salah satu rumah yang roboh kemarin membuat Thoriqul Haq mencari jalan lain ¬–meski thoriqul haq sudah punya arti 'jalan yang benar".

Pemilik rumah itu sebenarnya sudah punya rumah baru. Yang diberikan pemerintah secara gratis. Yakni di kompleks perumahan korban Semeru yang lalu (Disway November 2021).

Rumah itu tidak ditempati. Alasannya: jauh dari pekerjaan. Tinggal 15 orang yang belum mau menempati rumah rumah bantuan tersebut.

Sepanjang hari Minggu kemarin Lumajang terang. Langit belum cerah tapi tidak ada lagi hujan. Dalam bahasa orang desa di sana, "begitu mayat empat orang korban ditemukan, hujan berhenti". Sungguh bahasa yang penuh dengan misteri lokal.

JULI belum lagi tanggal 10. Hujan sudah datang lagi. Lebat. Panjang. Di mana-mana. Sampai heboh di medsos. Lumajang banjir besar. Bali banjir besar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News