Banjir, Waspadai Hipotermia dan Cara Menanganinya
Karena itu, masyarakat yang terdampak banjir bandang sangat berpotensi untuk terkena hipotermia karena mereka mendapat beberapa pemicu sekaligus, yakni air hujan, banjir, serta angin yang dingin.
Mereka yang terus-menerus terkena air dan angin dingin dari wilayah bercuaca ekstrem akan mengalami gejala hipotermia berupa:
- Menggigil. Kondisi ini terjadi sebagai mekanisme tubuh melawan suhu ekstrem. Dengan menggigil, panas tubuh akan dihasilkan melalui gerakan otot yang meningkat.
- Napas menjadi pendek dan lambat.
- Denyut nadi melemah.
- Bicara meracau.
- Lemas serta mulai kehilangan kesadaran.
- Dan pada bayi, kulit terlihat merah dan sangat sangat dingin.
Bagaimana cara mengatasi hipotermia?
Ketika masyarakat terdampak banjir sudah telanjur terkena hipotermia, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan.
Pertama, bungkus tubuh dengan pakaian kering yang tebal dan selimut. Tak apa-apa bila Anda mengenakan pakaian berlapis-lapis. Semakin banyak kain yang digunakan, semakin cepat suhu tubuh Anda meningkat.
Kedua, jika kondisinya memungkinkan, pergilah ke tempat yang lebih hangat, misalnya ruangan berpenghangat elektrik ataupun ruangan yang ada perapiannya.
Perlu diingat, apabila penderita hipotermia sudah tak sadarkan diri, jangan paksakan untuk diberi minuman hangat apa pun. Itu karena mereka bisa berisiko tersedak dan makin memperburuk keadaan.(klikdokter)
Hipotermia merupakan kondisi suhu tubuh yang menurun secara drastis. Kondisi ini jelas sangat berbahaya.
Redaktur & Reporter : Yessy
- La Nina Picu Cuaca Ekstrem Menjelang Nataru, Wisatawan Diminta Waspada
- Disapu Banjir Bandang, 10 Rumah di Tapsel Sumut Hanyut
- Banjir Merendam 2.014 Rumah di Kabupaten Bandung, 12.250 KK Terdampak
- Banjir Bandang Melanda Sejumlah Desa di Wilayah Selatan Karawang
- Bocah SD yang Terseret Arus Banjir Ditemukan Tim SAR Gabungan, Begini Kondisinya
- Sukarelawan Bantu Ridwan Kamil Tanam Pohon di Sungai, Cegah Erosi dan Banjir