Bank Dunia Naikkan Proyeksi Pertumbuhan RI
Kamis, 17 Maret 2011 – 04:04 WIB
JAKARTA - Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2011 dari perkiraan yang dirilis Desember 2010 sebesar 6,2 persen menjadi 6,4 persen. Konsumsi swasta, investasi, serta ekspor masih menjadi pendorong kinerja perekonomian tahun ini. Meski demikian, Bank Dunia mewaspadai risiko lonjakan harga pangan dan energi, serta ekses aliran modal masuk yang cukup besar. Namun, ada yang membedakan dengan tahun 2008. Yakni, disparitas harga energi internasional dengan harga domestik saat ini tidak selebar di 2008. Dengan demikian, Indonesia sebenarnya bisa memetik keuntungan dari tingginya harga energi dan pangan. Secara umum, bagi perekonomian, tingginya harga energi danpangan ini bisa berdampak positif. Namun, bagi rumah tangga, khususnya yang masih miskin, akan langsung terkena dampak negatif.
Ekonom Utama Bank Dunia di Indonesia Shubham Chaudhuri mengungkapkan tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini serupa dengan di 2008. "Perekonomian akan teris membaik namun harga komoditas akan terus meningkat. Ini kana menjadi risiko," kata Chaudhuri dalam press briefing di Jakarta kemarin.
Chaudhuri mengatakan, risiko lonjakan harga pangan dan energi yang dihadapi Indonesia hampir sama dengan pada 2008. Bahkan, harga energi sudah 28 persen lebih tinggi dibanding 2008. Sedangkan harga komoditas pertanian telah melonjak 17 persen lebih mahal dibanding 2008.
Baca Juga:
JAKARTA - Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2011 dari perkiraan yang dirilis Desember 2010 sebesar 6,2 persen menjadi
BERITA TERKAIT
- Beragam Produk Properti Berkualitas Hadir di Pameran Summarecon Expo 2024
- Rembuk Tani jadi Cara Pupuk Indonesia Penuhi Kebutuhan Petani Sragen
- Harga Minyakita Tak Naik di Semua Daerah, Ah Masa?
- Dukung Industri dalam Negeri, Bea Cukai Beri Izin Fasilitas PLB ke Perusahaan Ini
- Gandeng LAPI ITB, Pertamina Patra Niaga Gerak Cepat Investigasi Kualitas Pertamax
- Mendag Klaim Harga Minyakita Bakal Turun Pekan Ini