Bank Dunia Soroti Penggunaan Dana BOS
Pengelolaan Dianggap Kurang Transparan dan Minim Pengawasan
Senin, 09 Agustus 2010 – 20:20 WIB
JAKARTA — Bank Dunia (World Bank) menilai penyaluran dan transparansi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dilakukan oleh pemerintah dinilai buruk. Penilaian itu muncul berdasarkan data yang dihimpun Bank Dunia. Kesimpulan lain yang terungkap dari data Bank Dunia, adalah rendahnya frekuensi orangtua diundang ke sekolah untuk dialog mengenai dana BOS. Menurut Mae, terbatasnya papan pengumuman sekolah tentang pemakaian dana BOS juga turut menyebabkan penyaluran dana BOS tidak maksimal karena kurangnya pengawasan.
Education Sector Leader World Bank, Mae Chu Chang, mengatakan, berdasarkan hasil studi baseline BOS yang dilakukan Bank Dunia terungkap bahwa informasi dana BOS dan penggunaannya hanya diketahui sebagian kecil orang tua siswa. “Ternyata orang tua hanya mengetahuinya secara datar dari media, lingkungan sekitar dan sekolah. Sosialisasi BOS dari pemerintah dan sekolah masih sangat minim sekali,” terang Mae di Kantor Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Senin (9/8).
Baca Juga:
Menurutnya, ketiadaan pemahaman dari orang tua tentang dana BOS itu karena keterbatasan informasi, sehingga menyebabkan buruknya transparansi dan akuntabilitas BOS. “Namun bisa juga sebaliknya, rendahnya pengetahuan dan partisipasi orangtua disebabkan rendahnya transparansi dan akuntabilitas sekolah dalam mengelola BOS,” sambungnya.
Baca Juga:
JAKARTA — Bank Dunia (World Bank) menilai penyaluran dan transparansi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dilakukan oleh pemerintah
BERITA TERKAIT
- Bantu Siswa di Kaldera Toba, PGTS dan GO Buka Program Bimbel Persiapan Masuk PTN 2025
- Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Nonalam Pandemi
- Santri Disabilitas di Bandung Terima Beasiswa Pendidikan Khusus
- Kuliah Tamu di BINUS University, Dosen FISIP UPNVJ Bicara soal Netnografi
- Siap-siap! Sumbangsih Cup 2025 Segera Digelar, Dijamin Seru dan Meriah
- Unika Atma Jaya Resmikan School of Bioscience, Technology, and Innovation