Bank Hana Fokus Garap Ekspatriat Korea Selatan
jpnn.com - JAKARTA – Ekspatriat asal Korea Selatan menjadi fokus PT Bank KEB Hana Indonesia (Bank Hana). Banyaknya ekspatriat dianggap menjadi ceruk pasar untuk pengumpulan dana pihak ketiga.
Saat ini, ada 70 ribu ekspatriat. Sedangkan jumlah nasabah Bank Hana mencapai 157 ribu. Dana milik nasabah Bank Hana rata-rata kurang dari Rp 500 juta per akun. Meski demikian, masih banyak ekspatriat yang menyimpan dana di bank nasional lain.
’’Perlahan kami tarik melalui penawaran produk wealth management,” kata Head of Funding and Wealth Management Business Division Bank Hana Gempur Eskandaru Widansyah di Jakarta kemarin (1/9).
Di antara total nasabah Bank Hana, dua ribu akun menikmati layanan wealth management. Separuh di antaranya merupakan nasabah nonekspatriat Korea Selatan. ’’Tahun lalu porsinya mencapai 70:30. Sekarang porsinya mencapai fifty-fifty,” terangnya.
Gempur menyatakan, ekspatriat dan nasabah prioritas membutuhkan layanan investasi yang tepat. Karena itu, pihaknya menggandeng FWD Life yang menawarkan produk investasi berupa asuransi unit link dengan underlying asset portofolio saham dan obligasi.
Sekitar 20 persen underlying asset merupakan saham dan obligasi dari negara asing. ’’Namun, basisnya tetap rupiah. Banyak ekspatriat yang butuh investasi berbasis rupiah,” ungkapnya.
Pendapatan berbasis komisi saat ini berkontribusi lima persen terhadap total pendapatan Bank Hana. Tahun depan bank menargetkan fee based income berkontribusi 15 persen di antara total pendapatan.
Chief of Partnership Distribution FWD Life Anggi Sangadi menilai, produk FWD World Equity Fund dan FWD Asia Fixed Income Fund merupakan penyeimbang beragam produk investasi di Indonesia. ’’Tetapi, ekspatriat tetap butuh investasi dalam bentuk rupiah. Jadi, uangnya tetap balik ke sini,” tuturnya.
JAKARTA – Ekspatriat asal Korea Selatan menjadi fokus PT Bank KEB Hana Indonesia (Bank Hana). Banyaknya ekspatriat dianggap menjadi ceruk pasar
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan
- Pertamina Regional Indonesia Timur Raih Penghargaan Internasional Best Practice GCSA 2024
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok