Bank Indonesia: Rupiah Rp 15 Ribu Beda dengan Krisis 1998
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia Doddy Zulverdi mengatakan, posisi rupiah yang sempat menyentuh Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat tidak bisa disamakan dengan kondisi pada 1998.
"Nilai tukar itu adalah salah satu indikator ekonomi yang namanya relative price, yaitu harga relatif. Dia tidak bisa dilihat sebagai angka absolut," kata Doddy, Senin (10/9).
Dia menambahkan, posisi rupiah yang menyentuh Rp 15 ribu pada saat ini berbeda dengan krisis 1998 silam.
“Jangan serta-merta disamakan. Ini salah satu pemahanan yang harus kita tanamkan ke berbagai pihak," tambah Doddy.
Doddy menuturkan, kesalahan berbagai pihak saat ini adalah melihat nilai tukar mata uang sebagai angka psikologis.
Padahal, kata dia, nilai tukar mata uang seharusnya yang dilihat pergerakan angkanya.
"Di Australia, Korea, Malaysia, Thailand, nilai tukar bergerak itu nyaris tidak pernah jadi berita besar, kecuali perubahannya sangat cepat. Orang tidak melihatnya sebagai angka psikologis, tetapi seberapa cepat bergeraknya,” ujar Doddy. (uji/jpc/jpnn)
Doddy Zulverdi mengatakan, posisi rupiah yang sempat menyentuh Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat tidak bisa disamakan dengan kondisi pada 1998.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Bank Indonesia Perkuat Sinergi Keuangan Syariah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
- BI Dorong Ekosistem Halal Lifestyle untuk Kejar Potensi 2 Miliar Populasi Muslim Global
- Kemendag Apresiasi Rabu Hijrah dan BI atas Suksesnya Young Muslim Leader Forum
- Peradi Jalin Kerja Sama dengan BINS Untuk Beri Pembekalan ke Advokat
- BI Sebut Pedagang Harus Terima Tunai & Non-Tunai, Dirut TDC: Fitur Kuncinya
- Transformasi Digital Dinilai Penting Bagi BPR-BPRS