Bank Jago Beri Kiat untuk Pelaku Usaha Mengelola Keuangan di Bulan Ramadan

Bank Jago Beri Kiat untuk Pelaku Usaha Mengelola Keuangan di Bulan Ramadan
Rupiah (Ilustrasi). Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Bank Jago menggelar talk show bertajuk Beragam Cara Baik Mengelola Keuangan dan Bisnis selama Ramadhan dengan melibatkan puluhan pelaku usaha lokal di Jakarta, pada Kamis (13/2).

Dalam diskusi tersebut sejumlah tantangan sudah menunggu pelaku usaha ketika Ramadan, mulai dari penurunan daya beli, kesulitan mengelola arus kas, kenaikan harga bahan baku, hingga perubahan perilaku konsumen.

Untuk menjaga kestabilan usaha, para pelaku usaha harus lebih bijak dalam mengelola keuangan sekaligus kreatif di kalangan masyarakat yang semakin selektif dalam membelanjakan uang.

“Untuk itu, para pelaku usaha harus pintar-pintar mengatur cash flow saat Ramadan. Jangan sampai lebih besar pasak daripada tiang. Juga harus lincah dan kreatif mencari peluang usaha di tengah penurunan daya beli. Manfaatkan tren YONO (you only need one) di kalangan anak muda dengan menawarkan produk-produk yang relevan dan esensial,” ujar Nur Fajriah Rachmah, Head of Sharia Digital Funding Bank Jago.

Selama Ramadan, menurut Nur, pelaku usaha bisa menjaga arus kas dengan memperketat pengeluaran, menunda pembelian bahan baku yang tidak mendesak, dan mengoptimalkan penjualan melalui promosi atau paket spesial.

Pelaku usaha lokal bisa melakukan diversifikasi usaha atau menyesuaikan strategi pemasaran untuk lebih menonjolkan kualitas dan manfaat dari produk-produknya, serta menjangkau pasar yang lebih luas.

“Misalnya, jika bisnis sebelumnya hanya menjual makanan kering, cobalah menambah produk seperti makanan khas berbuka, seperti takjil. Tawarkan promo spesial barang kebutuhan utama Ramadan,” ucap Nur.

Pelaku usaha lokal juga perlu mengelola keuangan bisnis mereka dengan bijak, yang mencakup pengelolaan arus kas yang baik, pencatatan transaksi yang rapi, dan memisahkan keuangan pribadi dengan bisnis.

Selama Ramadan, pelaku usaha bisa menjaga arus kas dengan memperketat pengeluaran, menunda pembelian bahan baku yang tidak mendesak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News