Bank Kurang Minati Hulu Migas
Sabtu, 19 November 2011 – 11:27 WIB
SURABAYA - Pertumbuhan eksplorasi atau pencarian titik sumur baru minyak dan gas di tanah air bisa dibilang lambat. Salah satu penyebabnya adalah minat yang rendah dari perbankan untuk masuk ke proyek-proyek hulu migas.
Ketua Forum Komunikasi Industri Hulu Migas Jatim Hamim Tohari mengatakan, tahap eksplorasi migas memang membutuhkan dana yang besar. Dia mencontohkan biaya eksplorasi di darat saja bisa mencapai USD 7 juta - USD 10 juta. Itu pun masih dalam taraf drilling (pengeboran). Sementara untuk biaya eksplorasi migas di laut dalam bisa merogoh dana hingga USD 100 juta.
"Besarnya dana sering menyebabkan kalangan perbankan ciut. Pasalnya, risiko kegagalan dalam fase eksplorasi cukup tinggi. Kalaupun dapat belum tentu tingkat keekonomiannya sebanding dengan modalnya," ungkapnya.
Dia menuturkan, pihak perbankan yang masuk ke industri hulu migas lebih banyak untuk melakukan pembiayaan penunjang. Misalnya untuk pipa-pipa migas. Padahal, masuknya perbankan dalam industri hulu migas bisa menjadi angin segar bagi pengusaha lokal agar berani mencari sumur-sumur baru. "Contohnya Medco, industri migas pengusaha lokal yang mendapatkan pembiayaan perbankan mulai tahap eksplorasi hingga pengembangan," katanya.
SURABAYA - Pertumbuhan eksplorasi atau pencarian titik sumur baru minyak dan gas di tanah air bisa dibilang lambat. Salah satu penyebabnya
BERITA TERKAIT
- Tingkatkan Pelayanan Bandara, IAS Group Luncurkan GSE Teknologi Terbaru
- Winn Gas Luncurkan Produk Inovasi Terbaru, Ibu-Ibu Pasti Suka
- Lewat Cara ini SIG Dukung Inisiatif Kementerian BUMN Mewujudkan Asta Cita
- Baru Dirilis Awal Januari, Andal by Taspen Telah Diunduh Lebih Dari 1 Juta Peserta
- Menteri PPPA Ingin Tingkatkan Taraf Hidup Perempuan
- Bank Mandiri Promosikan Sektor IT ke Investor Hong Kong