Bank Masih Tahan Dampak Kenaikan Bunga
Hasil Stress Test Bank Indonesia
jpnn.com - JAKARTA - Pengetatan moneter melalui peningkatan suku bunga acuan diperkirakan masih bisa terjadi. Apalagi, merujuk stress test yang dilakukan Bank Indonesia (BI), perbankan di tanah air cukup tahan terhadap risiko kenaikan suku bunga hingga 250 basis poin atau 2,5 persen menjadi 10 persen.
Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengatakan, bank sentral telah menghitung dampak simulasi kenaikan suku bunga terhadap permodalan bank.
"Kalau kami naikkan bunga 2,5 persen, dampak kepada perbankan tidak terlalu masalah kepada CAR (capital adequacy ratio/rasio kecukupan modal)," ungkapnya usai peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan, di Gedung BI, Jakarta, kemarin (19/5).
Halim menambahkan, kalaupun ada penurunan rasio permodalan, kisarannya hanya 0,1-0,2 persen. Dengan demikian potensi penurunan CAR tersebut tak mengganggu penerapan modal buffer Basel III termasuk untuk memenuhi ketentuan permodalan berdasarkan bank umum kegiatan usaha (BUKU).
"Kalau bank besar BUKU IV memang kami berkeinginan bisa lebih tinggi. Namun penurunan 0,1-0,2 masih tidak masalah. Untuk aturan-aturan CAR mengenai capital buffer, lalu seperti pertambahan modal untuk menjaga bantalan itu belum kami terapkan. Perlu waktu," ujarnya.
Merujuk hasil integrated stress test, dengan skenario kenaikan suku bunga sebesar 1 persen hingga 5 persen, rasio permodalan bank baik secara industri maupun berdasarkan BUKU masih cukup kuat di atas 14 persen. CAR awal industri yang sebelumnya 18,48 persen, bisa menjadi 17,60 persen setelah dilakukan stress test.
Lebih rinci, posisi CAR hasil stress test bank BUKU II turun tipis menjadi 23,92 persen, dari awalnya 24,91 persen. Begitu pula untuk bank BUKU IV memiliki CAR awal 15,91 persen lantas turun tipis menjadi 15,35 persen dalam stress test.
JAKARTA - Pengetatan moneter melalui peningkatan suku bunga acuan diperkirakan masih bisa terjadi. Apalagi, merujuk stress test yang dilakukan Bank
- Anggota Dewan ini Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan PPN 12 Persen, Begini
- Standardisasi Kemasan Picu Kenaikan Rokok Ilegal
- Pantau Satgas Nataru Pertamina, Wakil Menteri ESDM Jamin Ketersediaan Energi di Medan
- Dirjen Laut Ingatkan Pentingnya Koordinasi yang Solid untuk Kelancaran Nataru
- PPN 12% di Depan Mata, Investor Wajib Susun Strategi yang Lebih Adaptif
- Hamdalah, Mentan Amran Sulaiman Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Natal dan Tahun Baru