Bank Permata Mati-matian Tekan Rasio Kredit Bermasalah
jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk memiliki tugas berat untuk menekan rasio kredit bermasalah alias nonpeforming loan (NPL).
Berdasar laporan keuangan tahun lalu, NPL emiten berkode BNLI itu menjadi 8,83 persen.
Padahal, pada 2015 NPL bank tersebut masih aman di level 2,74 persen.
Akibatnya, induk usaha Bank Permata, yakni Grup Astra, menyuntikkan modal Rp 3 triliun.
Di samping itu, cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) tahun lalu cukup besar, yaitu Rp 11,59 triliun.
Jumlah tersebut naik berlipat kali bila dibandingkan pada 2015 yang hanya Rp 3 triliun.
Dari penjualan agunan tahun lalu, perseroan mendapatkan laba Rp 3,6 triliun.
Pada 10 Maret lalu, perseroan menjual portofolio kredit macet kepada perusahaan dengan tujuan khusus atau special purpose vehicle (SPV) CVI CVF III LUX Master SARL.
PT Bank Permata Tbk memiliki tugas berat untuk menekan rasio kredit bermasalah alias nonpeforming loan (NPL).
- Bank Permata Rilis Tampilan Baru Mobile Banking, Mudah Digunakan & Banyak Fitur Canggih
- Bank Permata akan Membagikan Dividen Rp 904,5 Miliar
- Raffles Hospital Singapore Berpartisipasi Dalam Event Wealth Wisdom Jakarta
- Dihantam Pandemi Covid-19, Bank Permata Bukukan Pendapatan Operasional Rp 3,8 Triliun
- Nah Loh! OJK Sebut Penyaluran Kredit Perbankan Swasta dan Asing Rendah, Ada Apa?
- Sidang Buy Back Guarantee BSD City, Penggugat Minta Haknya Dikembalikan