Bank Syariah Butuh 20 Ribu Sarjana Ekonomi Syariah Profesional
BI Keluhkan Pendidikan Tinggi Belum Memiliki Kurikulum Mumpuni
Minggu, 08 Juli 2012 – 04:40 WIB
BANDUNG - Perkembangan bank syariah di Indonesia masih belum optimal. Bank Indonesia (BI) menghitung aset bank syariah per Mei 2012 masih Rp 147,5 trililun atau sekitar 4 persen dari total aset perbankan nasional. Kondisi ini muncul karena bank syariah menghadapi persoalan kekurangan sarjana ekonomi syariah.
Direktur Eksekutif Departemen Perbankan Syariah (DPS) BI Edy Setiadi pada sosialisai perbankan syariah di Bandung kemarin (7/6) menuturkan, pihaknya memperkirakan sekarang bank syariah membutuhkan 20 ribu sarjana ekonomi syariah. Dia menegaskan, kekurangan sarjana ekonomi syariah ini mempengaruhi perkembangan bank syariah.
Baca Juga:
Edy menjelaskan, sarjana ekonomi syariah yang benar-benar dibutuhkan di perbankan syariah harus benar-benar professional. "Tidak hanya menguasai syariah. Tetapi juga harus jago perbankan umum," ucapnya. Soalnya sarjana ekonomi syariah ini tetap harus menguasi ilmu perbankan umum karena mereka akan menjalankan bank yang harus mengejar keuntungan.
Dalam kondisinya saat ini, Edy mengatakan masih banyak ketimpangan. Banyak yang pandai ilmu syariah, tetapi tidak menguasai ilmu perbankan. Dia mencontohkan, DPS BI pernah menjaring pegawai baru sarjana ekonomi syariah tetap yang memenuhi kriteria tetap sarjana ekonomi umum. "Buru-buru sampai tes wawancara, dia (sarjana ekonomi syariah, red) sudah gugur dalam psikotes," tambahnya.
BANDUNG - Perkembangan bank syariah di Indonesia masih belum optimal. Bank Indonesia (BI) menghitung aset bank syariah per Mei 2012 masih Rp 147,5
BERITA TERKAIT
- Dosen FISIP UPNVJ Presentasikan Diseminasi Riset RI-Belanda di Universitas Amsterdam
- Universitas Terbuka Menggandeng UI Buka Program Vokasi Baru
- Mahasiswa President University Sabet Juara Stacks Harvard Hackathon
- Begini Cara Siswa Sekolah CH Membuktikan sebagai Agen Perubahan
- Daarut Tarmizi Rayakan Khatam Al-Qur’an 30 Juz dan Sertifikasi Guru Tahfizh
- Cerita Mendikdasmen Abdul Mu'ti Baru Menjabat Sudah Kena Omelan, Kocak