Bank Waspadai Kredit Macet Perumahan Nonsubsidi
Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI) Dwitya Poetra menyatakan, kemampuan bayar yang menurun tersebut disebabkan kondisi korporasi yang masih dalam proses perbaikan pada awal tahun.
Konsolidasi dan efisiensi banyak dilakukan perusahaan besar sehingga berdampak pada kesejahteraan dan daya beli karyawan.
”Perusahaan melakukan strategi efisiensi dengan mengurangi biaya dan utang sehingga mengurangi kondisi kemampuan karyawan untuk melakukan pembayaran utang-utangnya,” katanya.
Data BI menyebutkan, naiknya NPL kredit properti terjadi di semua tipe rumah.
NPL KPR tapak untuk tipe rumah sampai dengan 21 meter persegi pada kuartal pertama 2017 sebesar 2,77 persen.
Angka tersebut naik jika dibandingkan dengan posisi kuartal keempat 2016 sebesar 2,31 persen.
Namun, pada KPR susun tipe yang sama, NPL turun tipis dari 3,71 persen pada kuartal keempat 2016 menjadi 3,68 persen pada kuartal pertama 2017.
Sementara itu, NPL KPR tapak tipe 22–70 meter persegi naik dari 2,31 persen pada kuartal keempat 2016 menjadi 2,58 persen pada kuartal pertama tahun ini.
Bisnis properti diharapkan melesat pada kuartal kedua 2017, termasuk sisi penyaluran kredit.
- Fasilitas di Arandra Residence Kini Semakin Lengkap dengan Hadirnya Superindo
- Berpengalaman 19 Tahun, Safira Group Wujudkan Hunian Impian di Solo Raya
- Sektor Properti di Batam Diprediksi Meningkat di 2025
- Vasanta Group Luncurkan Hunian untuk Keluarga Muda, Pemandangan Tepi Danau
- Optimisme Kondisi Ekonomi Nasional Dukung Kinerja Positif Industri Properti
- Sektor Properti Indonesia Bertumbuh, LPKR Pacu Penjualan Produk Andalan