Bankir Ternama Wanita Australia Akan Mundur dari Westpac

Salah seorang tokoh bisnis terkemuka Australia, Direktur Eksekutif Bank Westpac Gail Kelly akan pensiun mulai Februari tahun depan, setelah tujuh tahun mengurusi bank kedua terbesar di Australia tersebut.
Kelly diangkat menjadi Direktur Eksekutif bank tersebut di saat krisis ekonomi global mulai berlangsung di tahun 2008.
Dalam pernyataan tertulis kepada para pemegang saham, Presiden Komisaris Bank tersebut Lindsay Maxstead mengatakan bahwa dedikasi dan kepemimpinan Kelly selama masa-masa sulit ini sudah berhasil menaikkan nilai perusahaan tersebut dari $ 50 miliar menjadi $ 104 miliar.
"Gail adalah salah seorang CEO paling sukses di Australia. Dia diangkat menjadi direktur di saat krisis ekonomi global terjadi, dan kepemimpinannya telah membuat Westpac menjadi perusahaan yang lebih kuat dan lebih baik." kata Maxstead.
Kelly juga mengurusi merger Westpac dengan salah satu bank yang lebih kecil di Australia St George.
Pernyataan ini tidak memberikan alasan mengapa Kelly meninggalkan jabatannya, namun menurut media hal ini tidak mengejutkan, dengan banyak pihak semula memperkirakan Kelly akan mengumumkan pengunduran dirinya dalam briefing minggu lalu.
Dalam beberapa tahun terakhir, Kelly sudah sering mendapat pertanyaan mengenai rencana masa depannya bila dia meninggalkan Westpac.
Yang akan menggantikan Kelly adalah Brian Hartzer, 47 tahun, yang sekarang adalah kepala bagian keuangan Westpac Australia.
Salah seorang tokoh bisnis terkemuka Australia, Direktur Eksekutif Bank Westpac Gail Kelly akan pensiun mulai Februari tahun depan, setelah tujuh
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'