Bansos Rp 1 M untuk Anak TKI di Tawau
Senin, 22 Agustus 2011 – 09:42 WIB
Selama ini, siswa yang belajar di PKBM terbagi menjadi dua tingkatan. Yaitu tingkat SD dan SMP. Keduanya, masih masuk kategori pendidikan non formal. Ijazah yang mereka pegang setara dengan ijazah paket A dan B. Kedepan, Nuh berharap PKBM yang saat ini menjadi pusat pembelajaran satelit Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) itu, bisa berevolusi menjadi lembaga pendidikan formal. Sehingga, ijazah yang dikeluarkan adalah ijazah formal layaknya ijazah anak-anak yang lulus di SD dan SMP di tanah air.
Dengan semakin majunya sistem pendidikan di Tawau, Nuh menjelaskan rantai pekerjaan yang selama ini terbangun di Tawau bisa diputus. Ratai pekerjaan itu adalah, anak-anak para TKI tadi sebagian besar meneruskan pekerjaan ayah atau ibunya sebagai buruh perkebunan kelapa sawit.
Nah, dengan semakin tingginya tingkat pendidikan anak para TKI ini, diharapkan mereka bisa masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Diantaranya adalah, masuk SMK yang rencananya bakal didirikan di Pulau Sebatik. Jika sudah menggenggam ijazah setingkat SMK, peluang kerja anak-anak TKI tadi semakin luas. (wan)
JAKARTA - Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) berupaya mengurangi keterbatasan pendidikan bagi anak-anak TKI di Tawau, negara bagian Sabah,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Gibran Minta Sistem Zonasi PPDB Dihilangkan, Mendikdasmen: Masih Pengkajian
- Ganesha Operation Award 2024 Jadi Ajang Penghargaan Bagi Pengajar dan Alumni
- INSEAD Business School, Jadikan Kerja Sama FWD Group & BRI Life Sebagai Studi Kasus
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut