Bantah Grasi Corby karena Tekanan Australia
Jumat, 25 Mei 2012 – 06:00 WIB

Bantah Grasi Corby karena Tekanan Australia
JAKARTA – Dugaan pemberian grasi kepada Schapelle Leigh Corby (34), terpidana 20 tahun penjara dalam perkara penyelundupan ganja 4,2 kilogram ke Bali pada 8 Oktober 2004 dibantah anak buah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Partai Demokrat. Ia mengatakan, kenapa pemberian grasi itu bukan sesuatu yang luar biasa, sebab Indonesia juga sering memintakan grasi bahkan amnesti bagi WNI yang terjerat masalah hukum di luar negeri. “Banyak masalah dengan nelayan kita yang ditahan di Australia, kita juga memintakan agar dibebaskan dan Australia melakukan dan mengabulkannya," kata dia.
Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf, mengataka, pemberian grasi kepada Corby bukan sesuatu yang luar biasa. Karenanya, ia bilang masalah itu jangan dibesar-besarkan. Dijelaskan, Indonesia adalah negara yang memiliki politik bebas aktif. Ia mengatakan, Indonesia juga pernah meminta kepada pemerintah Australia agar nelayan yang ditangkap bisa dibebaskan.
“Artinya, Indonesia bisa lepas dari pengaruh atau tekanan dari negara manapun, termasuk Australia. Jadi tidak benar kalau pemberian grasi yang merupakan hak prerogeratif Presiden sebagaimana terdapat dalam UUD 1945 adalah bentuk intervensi Australia kepada Indonesia," katanya, Kamis (24/5) di Jakarta.
Baca Juga:
JAKARTA – Dugaan pemberian grasi kepada Schapelle Leigh Corby (34), terpidana 20 tahun penjara dalam perkara penyelundupan ganja 4,2 kilogram
BERITA TERKAIT
- Rempang Eco City Tak Masuk Daftar PSN Era Prabowo, Rieke Girang
- Paslon Suryatati-Ii Sumirat Gugat Hasil PSU Bengkulu Selatan, Inilah Pokok-Pokok Permohonannya
- Persiapan Haji Hampir Rampung, Aprozi Minta Pemerintah Bereskan Permasalahan Teknis
- PSN Rempang Eco City Tak Masuk Perpres yang Diteken Prabowo, Rieke: Batal!
- Soal Pencopotan Wapres Gibran bin Jokowi, Pimpinan MPR Singgung Keputusan KPU
- Purnawirawan TNI Usul Copot Wapres RI, Legislator: Harus Ditanggapi Serius Prabowo