Bantah Jerat Auditor BPK Karena Kepentingan Politik
Sutarman Tegaskan Polisi Punya Bukti

jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri (Kabareskrim) Mabes Polri, Komjen Pol Sutarman membantah anggapan bahwa penetapan auditor utama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Gatot Supiartono sebagai tersangka kasus pembunuhan karena ada kepentingan politis. Calon Kapolri itu menegaskan, penetapan Gatot sebagai tersangka berdasarkan hasil penyelidikan yang saat ini tengah dilakukan Polda Metro Jaya.
"Jadi ini adalah murni kriminal dan itu berdasarkan keterangan saksi saksi dan bukti-bukti yang ada," kata Sutarman saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Kapolri di gedung DPR RI, Senayan, Kamis (17/10).
Sutarman menyampaikan hal itu guna menjawab pertanyaan anggota Komisi III dari Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo. Menurut Bambang, salah satu tugas Gatot sebagai auditor adalah mengaudit institusi Polri.
Karenanya penetapan Gatot sebagai tersangka patut dicurigai terkait dengan tugasnya tersebut. Apalagi, lanjut Bambang, Gatot dikenal cukup keras dalam menjalankan tugasnya.
"Saya mendengar Gatot agak keras dan tidak kompromi dalam audit. Apakah pembunuhan itu murni kriminal atau motif politik," tukas Bambang.
Seperti diketahui, penyidik Polda Metro Jaya telah menetapkan auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Gatot Supiartono sebagai tersangka kasus pembunuhaan berencana terhadap Holly Angela Hayu. Gatot dicurigai menjadi otak di belakang pembunuhan istri sirinya itu. (dil/jpnn)
JAKARTA - Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri (Kabareskrim) Mabes Polri, Komjen Pol Sutarman membantah anggapan bahwa penetapan auditor
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kejari Muba Menggeledah Dua Kantor Milik Alim Ali, Ada Apa?
- Bakar Semangat Kepala Daerah, Gubernur Lemhannas Ajak Manfaatkan Kebijakan Inovatif
- Pelayanan Celltech Stem Cell Hadir di RS Pusat Pertahanan Negara
- Setelah 7 Bulan Menderita, Maesaroh Kembali ke Indonesia dengan Bantuan Sarifah Ainun
- Jakarta Kena Efisiensi Rp 38 Miliar, Rano Karno: Enggak Besar
- Sespimmen Polri 2025 Tingkatkan Kemampuan Manajerial Peserta Didik