Bantah Pelabuhan Cimalaya Pesanan Jepang
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adolf R. Tambunan membantah rencana pembangunan Pelabuhan Cilamaya merupakan pesanan Jepang.
Namun ia mengaku feasibility study (FS)-nya mendapat bantuan dari Japan International Cooperation Agency (JICA). "Faktanya, memang FS-nya ada bantuan dari JICA," katanya.
Ketua Komisi VII DPR RI Satya W. Yudha mengatakan, sulit rasanya produksi migas ONWJ akan berdampingan dengan pelabuhan. Ini mengingat keselamatan merupakan faktor utama di sekor migas.
Ada 250 lebih platform atau anjungan minyak lepas pantai rawan tertabrak kapal yang risikonya sangat berbahaya dan fatal.
"Industri strategis (migas ONWJ, Red) yang sudah diinstruksikan presiden merupakan obyek vital nasional itu dilindungi. ONWJ sudah produksi dari 1971. Ketika itu belum terpikirkan membuat pelabuhan di Cilamaya. Rencana pelabuhan tinggal kita geser ke Cirebon atau ke area yang bebas dari industri migas. Kenapa nggak ditujukan ke sana saja?" tandasnya.
Satya menambahkan, saat ini mencari ladang migas sangat sulit dan membutuhkan investasi yang sangat besar. Jadi sangat naif jika ladang yang sudah berproduksi dengan cadangan yang masih besar, malah terganggu, bahkan terhenti akibat pembangunan Pelabuhan Cilamaya. (rko/nel)
JAKARTA - Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adolf R. Tambunan membantah rencana pembangunan Pelabuhan Cilamaya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- SheTrades Buka Peluang Pengusaha Perempuan RI Go International
- TDN Hadir di Purwokerto, Wujud Komitmen Penuhi Kebutuhan Daging Masyarakat
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global