Bantah Tudingan Fadli Zon, Hasto Sebut Gerindra Doyan Pakai Konsultan Asing
jpnn.com, CIANJUR - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membantah tudingan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon yang menyebut Megawati Soekarnoputri ikut menggunakan konsultan asing di Pilpres 2009. Saat itu, Megawati menjadi capres yang berpasangan dengan Prabowo Subianto.
Menjawab tudingan tersebut, Hasto mengatakan, saat itu pihak Prabowo yang membawa konsultan asing tersebut.
"Saat itu konsultan asing dibawa oleh tim Gerindra, dan beberapa rekomendasi yang diberikan kepada Bu Mega tak mau dijalankan," kata Hasto di sela-sela Safari Kebangsaan di Cianjur, Jawa Barat, Kamis (7/2).
Penolakan oleh pihak Megawati itu, karena ada perbedaan kepribadian. PDIP merasa bahwa Megawati dan Indonesia sebagai bangsa timur, punya budaya sendiri.
Selain itu, disadari sepenuhnya komunikasi yang baik bukan yang penuh tebar pesona. Namun yang mengakar pada kebudayaan sebagai bangsa timur.
"Itulah yang membuat kami tak setuju dengan konsultan asing. Karena mereka (konsultan asing, red) membawa nilai-nilai demokrasi liberal," kata Hasto.
Sementara itu, di Pilkada Jakarta 2012, Jokowi memang diusung oleh PDIP dan Gerindra. Menurut Hasto, di setiap kerja sama itu memang selalu dihadirkan konsultan asing yang dibawa oleh Gerindra. "Memang tiap kerja sama dengan Gerindra, pasti dikedepankan itu konsultan-konsultan asing," kata Hasto.
Dia melanjutkan, kantor para konsultan asing itu di tempat Fadli Zon. Pihaknya sejak awal tak setuju dengan konsultan asing yang selalu mempersempit bagaimana menjadi seorang pemimpin itu.
Menurut Hasto, di setiap kerja sama, Gerindra selalu mengedepankan konsultan asing.
- Menbud Fadli Zon Sampaikan Pesan Kebangsaan, Logo Kementerian Kebudayaan Diluncurkan
- Menbud Fadli Zon Dorong Pencak Silat Menjejak Panggung Pendidikan dan Mendunia
- Tumben Si Bahlil Mengundang Bu Mega, Cukup Utut Saja
- Wacana Hari Komedi Nasional, Begini Respons Fadli Zon
- Jubir PSI Sarankan PDIP Menerima Kekalahan dan Lakukan Introspeksi
- Hasto Endus Upaya Menjadikan Pilgub Jakarta 2024 Jadi 2 Putaran