Bantal Emas Masal dari Negara Tropis

Bantal Emas Masal dari Negara Tropis
Bantal Emas Masal dari Negara Tropis
Tapi, entah bagaimana di zaman Orde Baru lalu, lahan-lahan PTPN VIII yang di bawah 400 meter pun ditanami teh. Akibatnya, PTPN VIII selalu mengalami kerugian ratusan miliar rupiah dari lahan yang ditanami teh secara paksa ini.

 

Hampir saja saya memutuskan untuk menanam sorgum di lahan-lahan tersebut. Agar PTPN VIII terhindar dari kerugian. Bahkan, keputusan sudah dibuat. Untungnya, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Herry Suhardiyanto segera datang ke Kementerian BUMN bersama para ahli IPB. Rombongan ini membawa ide perlunya penanaman buah tropis secara besar-besaran dengan sistem korporasi.

 

Saya langsung menerima ide tersebut. Saking senangnya, saya sampai memukul meja keras-keras hari itu. Sampai-sampai Pak Rektor dan para ahli itu kaget. "Ini baru IPB!" teriak saya sambil memukul meja saat itu.

Saya baru sadar bahwa Indonesia sebagai negara tropis ternyata kurang memperhatikan kemampuannya menghasilkan buah tropis. Buah tropis lebih banyak dihasilkan pekarangan-pekarangan rumah. Saking kecilnya produksi buah tropis, sampai-sampai kita menyebutnya sebagai barang yang eksotis. Dan kita bangga dengan sebutan itu. Padahal, dengan gelar eksotis, berarti jumlahnya sangat sedikit.

 

DURIAN montong lagi ditanam secara masal di PTPN VIII Jawa Barat. Saat ini sudah tertanam 250 hektare (ha) dan akhir tahun nanti sudah menjadi 1.500

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News