Banten Butuh Pemimpin Alternatif
jpnn.com - SERANG – Pemilihan Gunernur (Pilgub) Banten 2017 memasuki tahapan awal. Akan tetapi sayang, bakal calon (balon) gubernur dan wakil gubernur masih didominasi wajah lama, padahal Banten membutuhkan calon pemimpin alternatif.
Demikian disampaikan pengamat politik Untirta Leo Agustino menyikapi suhu politik di Banten yang semakin menghangat. Berkaca pada Pilgub Banten 2011 dan 2006, kata Leo, kontestan dimonopoli oleh kandidat yang disiapkan partai politik (parpol).
“Masyarakat selaku pemilik hak suara mau tidak mau memilih calon kepala daerah yang dijagokan parpol, tidak ada alternatif lain. Sementara disatu sisi pendidikan politik juga tidak berjalan sebagaimana mestinya,” kata Leo kepada Radar Banten, Sabtu (30/4).
Lebih lanjut Leo memaparkan, Pilgub Banten 2017 sudah waktunya masyarakat diberikan banyak pilihan terkait calon pemimpinnya lima tahun ke depan. Salah satunya dengan memaksimalkan ruang jalur perseorangan atau independen untuk tampil sebagai alternatif.
Adanya calon perseorangan sebagai alternatif pilihan buat publik sudah sesuai dengan asas demokrasi. “Hingga saat ini sudah muncul sejumlah nama yang digadang-gadang akan maju melalui jalur perseorangan, namun kurang begitu menarik perhatian publik karena dinilai kurang serius,” ungkapnya.
Hal lain yang membuat minimnya figur-figur alternatif muncul, kata Leo, terkait syarat dukungan bagi calon perseorangan yang masih terlalu memberatkan. Bayangkan saja, calon perseorangan harus menyiapkan surat dukungan 6 hingga 10 persen dari daftar pemilih tetap. Mengacu pada DPT Pilgub Banten 2011 lalu, calon perseorangan harus menyiapkan surat dukungan minimal 534 ribu fotocopy KTP untuk bisa lolos verifikasi di KPU Banten.
“Beruntung presiden dan wakil presiden tidak mendukung rencana DPR RI yang ingin menaikkan syarat dukungan calon perseorang menjadi 11 hingga 15 persen. Kalau itu terjadi, kita semua tidak mungkin mendapatkan calon pemimpin alternatif,” ungkapnya.
Leo berharap, Pilgub Banten 2017 diikuti oleh kandidat dari jalur perseorangan. Sebab, dari nama-nama yang sudah ramai diperbincangkan bakal maju adalah kepala daerah dan mantan kepala daerah, ketua parpol serta keluarga mereka. Sementara dari calon perseorangan yang kelihatan serius baru Mantan Bupati Pandeglang Dimyati Natakusumah.
- Raker dengan Manekraf, Novita Hardini Sebut Ekraf Bisa Jadi Ladang Pekerjaan Anak Muda
- Momen Ridwan Kamil Soroti Kerja Ahok dan Anies di Debat Pilgub Jakarta
- Raker Komisi VII DPR, Menteri Teuku Riefky Ingin Ekraf Jadi Mesin Ekonomi Baru Indonesia
- Para Kades Kembali Diingatkan Bersikap Netral di Pilkada 2024
- Simulasi: Pemungutan Suara di Lapas Rajabasa Berjalan Lancar
- 226 TPS Rawan Longsor dan Banjir Pada Pilkada Banyumas