Banteng Vs Celeng

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Banteng Vs Celeng
Ilustrasi PDIP. Foto: dok.JPNN.com

Seorang pengurus inti PDIP di Sukoharjo Jawa Tengah ikut mendeklarasikan dukungan terhadap Ganjar dalam deklarasi Seknas Ganjar Indonesia (SGI). Bambang Pacul dengan tajam menyebut kader itu bukan banteng, tetapi celeng.

Gerakan para celeng pendukung Ganjar itu makin hari bukan makin sepi, tetapi malah makin ramai dan berani. Dukungan terhadap Ganjar melalui pembentukan sekretaris nasional (seknas) pusat di Jakarta, menggelinding bak bola salju ke beberapa daerah di Indonesia.

Megawati Soekarnoputri mengancam para banteng itu akan dipecat dan dicelengkan kalau membelot. Ganjar sendiri sudah diancam langsung oleh Mega, kalau sampai berani mendeklarasikan diri maju sebagai capres 2024, Ganjar akan langsung dicelengkan.

Ancaman dan gertakan ini tidak sepenuhnya mempan. Ganjar memang tiarap tidak melawan. Namun, dengan tiarap bukan berarti Ganjar diam tidak bergerak. Ganjar merangkak dalam tiarapnya. Ia terus berjalan, dan diam-diam berlari-lari kecil ketika tidak diawasi.

Buktinya, elektabilitas dan popularitas Ganjar stabil di posisi tiga besar dalam setiap survei yang diadakan berbagai lembaga.

Beberapa survei terbaru menunjukkan posisi Ganjar masih bertahan dua digit bersama Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Adapun Puan Maharani, putri mahkota yang digadang-gadang oleh sang ibunda untuk maju pada pilpres 2024, masih tetap macet di posisi bawah, dengan perolehan angka nol koma atau satu koma.

Berbagai cara dan upaya sudah dilakukan untuk mendongkrak dan mendorong Puan. Baliho-baliho sudah dipasang di seluruh Indonesia. Proteksi penuh sudah diberikan oleh partai dan ibunda.

Di kalangan para pendukung banteng, ada sebutan celeng untuk mengambarkan kader yang membelot.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News