Bantu 10 Anak Tak Mampu Raih Gelar Doktor
Rabu, 06 Agustus 2008 – 09:31 WIB
’’Persaingan mendapatkan posisi sebagai profesor di Amerika memang sangat ketat. Setiap satu lowongan, lebih dari 350 orang yang mendaftar,’’ katanya.
Sukses Tansu menjadi pengajar di Lehigh University dan dinobatkan sebagai profesor termuda di Amerika itu berkat didikan orang tua. Sebab, sejak kecil sang ayah, Iskandar Tansu, memompa semangat untuk meraih prestasi tertinggi.
Berkat gemblengan keras sang ayah, Tansu sejak kecil sering memenangi berbagai lomba dan kejuaraan. ”Ayah saya seorang pekerja keras. Saya juga terbiasa melakukannya sejak muda hingga menjadi profesor seperti sekarang,’’ ungkapnya.
Kecuali spirit kerja keras, Tansu mengakui, sebetulnya tidak ada yang spesial dari pendidikan yang diberikan orang tuanya. Dia bermain dan belajar seperti kebanyakan anak-anak lain. ”Bimbingan keluarga, orang tua, guru, dan sekolah itu penting, tapi yang lebih penting adalah usaha kita,’’ jelasnya.
Menurut Tansu, dirinya sering harus tidur larut malam untuk menyelesaikan tugas. Namun, dia mengaku tidak keberatan, karena menyukai apa yang dilakukannya. ’’Yang terpenting, lakukan hal yang paling kamu sukai sehingga kamu pasti berhasil di dalamnya. Tentu saja ditambah dengan usaha yang keras,’’ katanya.
Sukses Tansu menjadi profesor di Lehigh University bukan kebetulan. Dunia sudah mengakui karya-karya ilmiahnya. Saat ini lebih dari 138 riset dan karya tulis yang telah dipublikasikan. Selain itu, dia menjadi pembicara aktif di berbagai seminar tentang sains dan pendidikan di seluruh dunia.
Meski berasal dari Indonesia dan masih mencintai negaranya, Tansu mengaku tidak punya rencana untuk menghabiskan masa tua di tanah air. ’’Saya tidak punya rencana sejauh itu. Toh, 20 tahun lagi kita adalah citizen of the world, orang akan bebas tinggal di mana pun,’’ kata laki-laki yang baru tahun lalu mempersunting Adela Gozali Yose, gadis Medan, menjadi istrinya itu.
Sayang, tahun lalu (2007) pula Tansu mengalami masa yang kelam dalam sejarah hidupnya. Rumahnya dirampok dan ayah ibunya, Iskandar Tansu dan Auw Lie Min, dibunuh. ’’Saat penyelidikan, kita mengalami masalah dengan penegak hukumnya,’’ ujarnya.
Tahun lalu Nelson Tansu kehilangan ayah-ibunya akibat perampokan di kampungnya, Medan, Sumatera Utara. Meski saat ini sudah hidup mapan di Amerika,
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala