Bantuan Alsintan Kementan Majukan Pertanian Sikka

Bantuan Alsintan Kementan Majukan Pertanian Sikka
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Foto: Kementan

Pengolahan lahan dengan menggunakan traktor roda 4, hanya membutuhkan biaya Rp 850 ribu per ha, sementara dengan traktor roda 2 membutuhkan biaya Rp 1,5 juta per ha.

"Petani hanya sedikit keluarkan biaya. Waktu tanam bisa lebih cepat juga, tidak lagi berhari, tapi cukup 2 sampai 3 jam saja," katanya.

Direktur Alsintan Kementan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, bantuan alsintan pada 4 tahun terakhir mengalami peningkatan yang nyata. Dengan total bantuan alsintan lebih dari 350.000 unit. 

Peningkatan jumlah alsintan ini meningkatkan indeks mekanisasi pertanian. Juga meningkatkan kecepatan dalam pengolahan lahan, penanaman dan pemanenan.

Pria yang akrab disapa Nur Alam ini menegaskan, Kementan terus melakukan pengawasan peredaran dan pendaftaran alsintan. Kemudian terus memperkuat kelembagaan untuk mengelola alsintan yang ada di masyarakat. Yaitu melalui Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) dan Brigade Alsintan.

“Untuk mempercepat pengembangan kelembagaan alsintan maka kelompok penerima bantuan alsintan diwajibkan untuk membentuk UPJA atau Brigade Alsintan," tegasnya.

Dengan adanya UPJA, lanjut Nur Alam, dapat melindungi pengguna dari alat dan atau mesin yang tidak layak pakai dan mencegah beredarnya alat dan atau mesin pertanian yang mutunya tidak memenuhi standar serta tidak sesuai dengan kondisi spesifik lokasi, baik produksi dalam negeri maupun pemasukan dari luar negeri.

"Selain itu, memberi kepastian usaha bagi produsen alat dan atau mesin pertanian terhadap hasil produksinya yang memenuhi standar," pungkasnya. (adv/jpnn)


Bantuan alat mesin pertanian (alsintan) seperti combine harvester (mesin panen padi) traktor roda 4, transplanter (alat tanam padi), cultivator dan pompa air telah memajukan pertanian di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News