Bantuan demi Konten Sosmed sampai Baju Bolong di Tengah Bencana Gempa Cianjur
Beberapa warga dan relawan di kawasan terdampak gempa di Cianjur, Jawa Barat, mengeluhkan fenomena relawan dadakan serta bantuan yang tidak layak, seperti pakaian robek.
Menurut data hingga Selasa malam kemarin korban meninggal sudah mencapai 372 orang dan sekitar 100 ribu warga terpaksa mengungsi.
Di tengah mengalirnya bantuan dari pemerintah maupun individu, muncul pula fenomena"relawan dadakan" yang membawa dan memberikan bantuan langsung kepada korban, bahkan merekamnya di jejaring sosial.
Solehudin, warga Cianjur yang juga mengkoordinir bantuan, menyesalkan hal tersebut terjadi di tengah suasana bencana.
"Memang bantuan dari relawan dan donatur sangat membantu, namun sangat disayangkan ada teman-teman dan donatur dalam tanda kutip yang datang untuk mengambil keuntungan, untuk mendapatkan konten," kata Solehudin kepada Sastra Wijaya dari ABC Indonesia.
"Yang saya lihat langsung, ada donatur yang ketika datang tidak terlebih dahulu mengetahui situasi bantuan apa yang diperlukan, pokoknya beri bantuan dan mengambil keuntungan untuk konten media sosial mereka."
Solehudin mengaku tidak semua donatur melakukannya, tapi kedatangan mereka yang berbondong-bondong juga menganggunya pendistribusian bantuan.
"Sebagian terasa mengganggu karena saya lihat ada bantuan yang sebenarnya bisa dibawa oleh satu atau dua orang saja, namun rombongan yang datang sampai 5 atau 10 orang," kata Soleh.
Warga di Cianjur menyayangkan adanya pihak yang membuat lokasi bencana gempa menjadi tempat wisata untuk foto selfie
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia