Bantuan Tersendat, Warga Korban Gempa Utang ke Toko
jpnn.com, JAKARTA - Para korban gempa 6,0 skala Richter di Kabupaten Sumenep, Jatim makin nelangsa. Pasalnya, bantuan logistik tak kunjung disalurkan, mereka sampai harus berutang kepada sejumlah toko.
Kini bantuan dari berbagai pihak itu masih teronggok di posko-posko bantuan di Desa Pancor dan Desa Prambanan.
Lambatnya penanganan korban merupakan akibat lamanya proses validasi data dan kurang lancarnya komunikasi antartim yang terlibat penanganan pascabencana.
Sunati, warga Jam Busok, Prambanan, menyatakan, keluarganya kini sudah berutang Rp 700 ribu ke beberapa toko untuk membeli sejumlah bahan pokok.
Perempuan yang mata kanannya lebam karena terhantam reruntuhan tembok itu mengaku belum pernah mendapat bantuan apa pun meski sudah didata petugas.
"Rumah saya ambruk kayak begini. Makan juga beli sendiri sampai utang Rp 700 ribu ke toko. Nggak ada bantuan," ungkapnya.
Rumah perempuan 60 tahun tersebut ambruk total. Dia dan suaminya, Buasa, mengalami luka cukup parah.
Selain lebam di mata kanan, punggung Sunati harus dipijat setiap hari untuk menghilangkan sakit lantaran tertimpa tembok.
Lamanya proses validasi data dan kurang lancarnya komunikasi antartim yang terlibat penanganan pascabencana membuat korban gempa belum terima bantuan.
- Said Abdullah
- Ulama, Kiai, dan Nyai se-Madura Deklarasikan Dukungan untuk Anies-Muhaimin
- Didukung Ulama se-Sumenep, Anies Yakin Masyarakat Madura Konsisten di Barisan Perubahan
- Spanduk 'Kalian Culas, Rakyat Madura Melawan' Terbentang, Anies Berorasi Lantang
- Istigasah Bareng Ulama di Sumenep, Anies-Muhaimin Ajak Warga Madura Pilih Nomor 01
- Mobil Rombongan Anies Kecelakaan Beruntun di Madura