Bantul Yuso Berontak

Tolak Impor Pemain, Siap Kena Denda

Bantul Yuso Berontak
Bantul Yuso Berontak
SURABAYA - Proliga membuat kebijakan bahwa setiap tim harus merekrut pemain asing dengan tujuan meningkatkan gengsi dan kualitas kompetisi. Namun, banyak pihak menganggap kebijakan itu tidak tepat sasaran. Rendahnya kualitas pemain impor tersebut dianggap membuat mereka hanya menjadi pelengkap untuk menghindarkan klub dari denda penyelenggara.

Salah satu yang paling vokal mengkritisi kebijakan itu adalah Bantul Yuso Tomkins. "Katanya, pemain asing bertujuan meningkatkan mutu Proliga. Tapi, kalau mutunya lebih jelek daripada pemain lokal, bukankah itu justru merusak kompetisi?" ujar pelatih Yuso Putut Marhaento. "Apalagi, pemain yang didatangkan tersebut bukan first class di negaranya," lanjutnya.

Pemain bukan first class, lanjut Putut, tidak hanya memiliki skill pas-pasan. Lebih buruk lagi, mereka punya attitude yang sering tidak baik. Karena merasa sebagai pemain asing, mereka suka bersikap sombong, arogan, dan minta diistimewakan. Yang dikhawatirkan Putut, gejala itu menular kepada pemain-pemain muda.

"Banyak di antara mereka yang merasa hebat karena berasal dari daratan Eropa atau Amerika. Mereka minta fasilitas lebih, makanan dan tempat menginap yang berbeda dengan anak-anak lokal," papar pelatih yang menukangi Yuso sejak bernama Yuso Gunadarma itu. "Tapi, balasannya apa? Mereka tidak mau latihan pagi dan menurut kepada pelatih," keluhnya.

SURABAYA - Proliga membuat kebijakan bahwa setiap tim harus merekrut pemain asing dengan tujuan meningkatkan gengsi dan kualitas kompetisi. Namun,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News