Banyak Dalih, Susah Maju
Pemerintah cenderung selalu punya dalih untuk tidak bisa membuat negara maju. Waktu itu.
Ternyata itu benar-benar hanya dalih. Terbukti saat saya sering menulis tentang kemajuan Singapura respons kita juga dalih.
Padahal Singapura lebih belakangan merdeka. Juga miskin sekali.
Tapi dalih selalu tersedia: Singapura kan negara kecil. Hanya satu pulau mini. Penduduknya hanya 2 juta (saat itu). Pantas saja kalau lebih maju. Membangunnya gampang.
Kita tidak usah iri. Apalagi menirunya. Kalau Singapura rewel terhadap kita gampang saja. Tidak perlu perang. Cukup kita semua ramai-ramai kencing bersama di sana. Singapura sudah tenggelam.
Tahun 1990-an saya diajak teman-teman pengusaha Surabaya ke Nanjing. Ibu kota Tiongkok di zaman lama. Untuk ikut kongres pengusaha Tionghoa sedunia. Sayalah satu-satunya yang berkulit coklat di lautan orang kaya sedunia itu. Belum bisa bahasa mandarin pula. Saya tidak mengerti apa pun yang dibicarakan.
Saya kaget. Tiongkok sudah sangat berbeda dengan yang pernah saya lihat. Hanya berselang empat tahun. Kemiskinan masih terlihat di mana-mana. Tapi pembangunan juga mewabah di segala area.
Gedung pencakar langit, jalan yang diperluas, kampung yang digusur terlihat tidak habisnya. Mobil sudah begitu banyak. Toko sudah penuh dengan pajangan.