Banyak Dalih, Susah Maju

Banyak Dalih, Susah Maju
Dahlan Iskan.

Memang masih banyak wanita muda cuci rambut dengan air baskom di pinggir-pinggir jalan. Yang air samponya dibuang begitu saja di parit. Itulah salon kecantikan kelas kaki lima. Di mana-mana. Tapi salon yang beneran juga sudah mulai ada.

Kesadaran untuk tampil cantik muncul seperti tiba-tiba. Seperti juga kesadaran untuk mulai membuka usaha. Benar-benar seperti kuda yang sudah lama dikekang.

Dulu wanita hanya boleh bercelana panjang dan berbaju Mao. Kainnya satu warna: abu-abu. Rambutnya hanya boleh dikepang. Dulu, semua usaha milik negara.

Toko kelontong pun milik negara. Warung jualan bakpao pun milik negara.

Maka begitu Deng Xiaoping menggantikan Mao Zedong semua berubah. Rakyat boleh berusaha. Boleh jualan. Wanita boleh bersolek. Boleh pakai baju apa pun.

Deng Xiaping dikenal dengan dua fatwanya: 1) Menjadi kaya itu satu kemuliaan. 2) Tidak peduli kucing itu hitam atau putih, yang penting bisa menangkap tikus.

Tahun-tahun berikutnya adalah tahun sejarah: mengalahkan Indonesia, mengalahkan Italia, mengalahkan Inggris, mengalahkan Jerman dan akhirnya mengalahkan Jepang.

Tinggal Amerika yang belum. Mungkin tak lama lagi. Dulu ekonomi Tiongkok hanya sebesar satu negara bagian Amerika.

Saya kaget. Tiongkok sudah sangat berbeda dengan yang pernah saya lihat. Hanya berselang empat tahun. Pembangunan mewabah di segala area.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News