Banyak Isu dengan Gampang Dibalik untuk Menyerang Jokowi, Istana Kedodoran

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai, perjalanan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin di bidang demokrasi dalam satu tahun terakhir, banyak menghadapi pemutarbalikan informasi alias hoaks.
Akibatnya, pemerintah terasa kedodoran.
"Misalnya, aksi penangkapan terhadap pelanggar-pelanggar ITE, begitu dengan mudah dibalikkan sebagai aksi pemberangusan terhadap demokrasi. Padahal kan kenyataannya tidak demikian," ujar Ari kepada jpnn.com, Kamis (29/10).
Dosen di Universitas Indonesia ini mengemukakan contoh lain, yakni penanganan terhadap aktivis Veronica Koeman yang menurutnya melecehkan kedaulatan bangsa.
Namun justru rezim Jokowi dinilai melanggar HAM oleh pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah.
"Padahal, pola penanganan aparat keamanan saya kira sampai saat ini masih cukup soft," ucapnya.
Demikian juga terhadap penanganan terhadap aksi-aksi demo menolak UU Cipta Kerja.
Ari menilai aparat masih melakukan pendekatan yang humanis dan tidak dengan kekerasan terhadap demonstran.
Ari Junaedi menjabarkan penyebab pemerintahan Presiden Jokowi terkesan menjadi pemberangus demokrasi.
- Darmizal Tegaskan Jokowi Fokus pada Kemajuan Bangsa, Bukan Partai Super Tbk
- Ditahan KPK, Hasto Minta Lembaga Antikorupsi juga Periksa Keluarga Jokowi
- Berorasi saat BEM SI Demonstrasi, Seorang Mak Serukan Tangkap Jokowi
- Demonstrasi Indonesia Gelap, Mahasiswa Bawa Spanduk Bertuliskan Prabowo Omon-Omon
- RUU TNI Dinilai Mengancam Kebebasan, Demokrasi, hingga Negara Hukum
- Waka MPR Sebut Kolaborasi Harus Dilakukan untuk Wujudkan SDGs, HAM, dan Demokrasi