Banyak Jala Nelayan Indonesia Terdampar ke Pantai Utara Australia
Sebuah LSM bernama GhostNets Australia menyatakan selama satu dekade terakhir pihaknya mengoleksi jala dan pukat harimau yang sudah rusak di sepanjang pantai utara Australia. Peralatan nelayan itu diperkirakan berasal dari Indonesia.
Banyaknya jala dan pukat harimau tersebut yang mengapung di perairan antara kedua negara ini, selain memerangkap dan mematikan binatang laut juga bisa merusak terumbu karang.
Selama ini, GhostNets Australia telah melibatkan warga pesisir pantai di utara Australia untuk membantu mengumpulkan jala dan pukat yang terbuang tersebut. Lokasi penemuan umumnya di pesisir pantai antara Cape York dan Gulf of Carpentaria.
Seekor penyu menjadi korban pukat harimau.
Pendiri LSM ini, Riki Gunn, menjelaskan kini pihaknya mencari cara agar jala dan pukat tersebut tidak lagi terdampar ke pantai-pantai Australia.
"Meneruskan upaya yang selama ini kami lakukan, yang membersihkan pantai, sudah tidak memadai lagi," kata Gunn kepada ABC.
"Sudah banyak pihak yang terlibat dalam upaya ini, namun apa yang kami perlukan sekarang adalah mengatasi sumber permasalahannya," tambahnya.
Sebuah LSM bernama GhostNets Australia menyatakan selama satu dekade terakhir pihaknya mengoleksi jala dan pukat harimau yang sudah rusak di sepanjang
- Komunitas Lebanon di Australia Merasa Marah dan Sedih Atas Serangan Israel di Tanah Kelahirannya
- Angka Rabies di Bali Masih Tertinggi di Indonesia Meski Vaksinasi Sudah Dilakukan
- Dunia Hari Ini: Lebanon Mengatakan AS Jadi Kunci dalam Perang dengan Israel
- Dunia Hari Ini: Serangan Udara Israel Menewaskan Hampir 500 Jiwa
- Dunia Hari Ini: Sri Lanka Punya Presiden Baru
- Dunia Hari Ini: Pemimpin Hizbullah Sebut Serangan Israel 'Deklarasi Perang'