Banyak Juga Konflik Lahan di Jambi, Tersebar di 29 Desa
jpnn.com, JAKARTA - Konflik lahan antara masyarakat dengan pihak perusahaan di Jambi cukup banyak.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mencatat setidaknya konflik terjadi di 29 desa.
Walhi kini mendampingi penyelesaian konflik yang terjadi di 29 desa dimaksud.
"Saat ini intens kami dampingi yakni penyelesaian konflik lahan di 29 desa di Provinsi Jambi," ujar Direktur Eksekutif Walhi Jambi Abdullah, di Jambi, Selasa (7/9).
Konflik lahan di 29 desa di daerah itu didominasi desa-desa yang berada di Kabupaten Tebo, Batanghari, Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Abdullah menjelaskan sebagian besar konflik lahan di Jambi terjadi antara masyarakat dengan perusahaan sebagai pemegang izin hak guna usaha (HGU).
Di antaranya dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit dan perusahaan tambang.
Saat ini perkembangan pendampingan yang dilakukan Walhi, yakni dalam proses menyusun data subjek dan objek serta verifikasi internal antara kelompok tani di desa dengan Walhi.
Konflik lahan antara masyarakat dan pihak perusahaan di Jambi cukup banyak, setidaknya tersebar di 29 desa.
- Raffi Ahmad Mundur, Pembangunan Beach Club Gunungkidul Disetop?
- Koalisi Masyarakat Sipil Khawatir Revisi UU TNI Kembalikan Dwifungsi ABRI
- Pemerintah Harus Lakukan Ini untuk Atasi Penurunan Muka Tanah Jakarta
- Pemilu 2024: Kemunduran Demokrasi dan Ancaman Masa Depan Agenda Kerakyatan
- Ganjar Datangi WALHI untuk Berdiskusi, Hasilnya Seide soal Hilirisasi Rempah-Rempah
- Berdiskusi dengan Ganjar, Direktur WALHI Sebut Demokrasi Sakit Berefek ke Lingkungan