Banyak Keluarga Australia Merasa Tak Mampu Rayakan Natal dan Tahun Baru
Warga Australia Kelsey Latimer kesulitan membeli kado Natal untuk putrinya yang berusia tiga tahun, karena semakin mahalnya harga makanan dan mainan tahun ini.
"Ini tidak masuk akal," kata Kelsey ketika dijumpai di pusat perbelanjaan Carindale di Brisbane.
"Dipotong biaya listrik, jumlah uang yang tersisa setiap pekan-nya hanyalah AU$50, jadi saya tidak punya uang untuk membeli hadiah."
Biaya sewa rumah yang naik pada awal tahun ini juga ikut membuat anggaran belanja Natalnya harus dikurangi.
"Pengeluaran belanja saya dulu AU$150, tapi sekarang jadi AU$200," katanya.
"Harga semua barang naik, jadi saya harus menyiapkan anggaran."
Meski harga-harga naik, Asosiasi Ritel Nasional (NRA) memprediksi warga Australia akan membelanjakan AU$21,5 miliar.
"Ada peningkatan 3,9 persen dari tahun lalu," ujar CEO sementara NRA, Lindsay Carroll.
Dengan meningkatnya biaya hidup, keluarga di Australia mengaku kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama menjelang Natal
- Menyambut Natal 2024, Pemprov DKI Jakarta Hadirkan Pasar Kreatif di 15 Lokasi
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Denny Sumargo Bakal Liburan Natal ke Singapura Bareng Istri dan Anak
- Mendagri Tito Dukung Sukseskan Perayaan Natal Nasional 2024 di Indonesia Arena
- Natal Penuh Kasih dan Sukacita: KKR Natal GBI HMJ Kota Wisata Cibubur Berlangsung Meriah