Banyak Keluhan dari Orang tua, Setuju Pembelajaran Jarak Jauh Dievaluasi?

Banyak Keluhan dari Orang tua, Setuju Pembelajaran Jarak Jauh Dievaluasi?
Ilustrasi belajar di rumah. Foto: Ricardo/JPNN.com

Di antara keluhan yang banyak disampaikan antara lain; Pertama, tidak memiliki smartphone atau komputer untuk mengakses pembelajaran dari sekolah.

Selain itu, ada banyak keluarga yang tidak mampu membeli kuota internet untuk online. Kalaupun ada, mereka tidak bisa memakainya setiap hari karena keterbatasan budget.

 “Bayangkan kalau anak yang sekolah tiga atau empat orang di keluarga tersebut. Itu berarti, orang tuanya harus membeli tiga atau empat alat smartphone atau komputer. Kuota internet yang dibutuhkan pun pasti akan lebih besar," jelas legislator asal Sumatera Utara ini.

Belum lagi saat belajar, ketika anak yang satu minta dibantu, anak yang lainnya sudah memanggil ibunya untuk mengerjakan tugas lain.

Perlu diingat, tidak semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah itu semuanya bisa dipahami oleh orang tua murid.

Selain itu, ada banyak PR yang harus dikerjakan. Praktis, dengan pola belajar seperti ini, orang tua siswa dipastikan akan menghabiskan waktu untuk mengurus pelajaran-pelajaran anak-anaknya.

Padahal, urusan rumah tangga bukan hanya soal sekolah, tetapi ada banyak hal lain yang mungkin lebih kompleks”.

Kedua, anak-anak yang belajar di rumah sering sekali kurang tertib. Sebab, aturan yang selama ini diberlakukan di sekolah, tidak semuanya bisa dilaksanakan di rumah. Tidak jarang, anak-anak banyak yang belajar tidak fokus.

Pola PJJ alias pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19 dinilai memberatkan orang tua sehingga pemerintah diminta melakukan evaluasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News