Banyak Orang Indonesia Jadi Instruktur

Laporan wartawan Jawa Pos Kardono Setyorakhmadi, Cotabato City

Banyak Orang Indonesia Jadi Instruktur
Banyak Orang Indonesia Jadi Instruktur
Sebab, selain checkpoint, di kiri kanan jalan "yang masih berupa hutan dan bukit" banyak tersebar sniper MILF. Yang lebih menarik, saat itu MILF juga dibantu orang-orang asing (kebanyakan Indonesia) yang menjadi instruktur maupun peserta didik di kamp-kamp militer tersebut.

 

Namun, keadaan berubah pada Juli 2000. Ketika itu, Presiden Joseph Estrada mengadakan operasi militer besar-besaran yang bersandi "All-Out War". Mengerahkan lebih dari 50 ribu personel bersenjata lengkap dengan dukungan pesawat pengebom, tentara Filipina menggempur habis Kamp Abu Bakar dan daerah basis MILF.

 

Tentu saja, MILF membalas sekuat tenaga. Mengandalkan kelebihan pengenalan medan, MILF mampu bertahan cukup lama. Satu pos penjagaan utama MILF di Matanuk (sebuah kota kecil antara Cotabato dan Kamp Abu Bakar), misalnya. Pos itu sangat penting. Sebab, yang berhasil menguasai akan menguasai rute ke Matanuk.

 

Saking pentingnya, Joseph Estrada meminta pasukannya untuk merebut pos tersebut dalam sehari. Kenyataannya, butuh 18 hari dengan persenjataan lengkap, baru tentara Filipina berhasil mengambil alih.

 

Dulu, Kamp Abu Bakar sangat ramai dan hidup. Penghuni kamp saat itu diperkirakan mencapai 50 ribu orang. Mempunyai pertanian dan pasar sendiri. Yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News