Banyak Orang Indonesia Jadi Instruktur
Laporan wartawan Jawa Pos Kardono Setyorakhmadi, Cotabato City
Rabu, 23 September 2009 – 09:13 WIB
Ketika saya meminta untuk masuk ke dalam kamp-kamp dalam kompleks Kamp Abu Bakar, dia sungguh tak menyarankan. "Jalan paling mudah masuk ke dalam kompleks Kamp Abu Bakar adalah melalui kamp yang sekarang dikuasai tentara Filipina. Anda harus mempunyai izin khusus dari tentara," ucapnya. Memang ada jalan lain, tapi harus memutar melalui rawa-rawa dan hutan-hutan berjalan kaki selama lima sampai enam jam.
Selain itu, dia menyatakan, masuk ke Kamp Abu Bakar bagi orang asing sangat berbahaya. Sebab, MILF akan mengira saya adalah tentara Filipina dan begitu pula sebaliknya. Untuk itu, Mario kemudian berjanji mengusahakan saya masuk ke Kamp Busro, sebuah kamp di dekat Marawi.
Kamp Busro adalah kamp terbesar kedua setelah Kamp Abu Bakar dan merupakan kamp terpenting bagi MILF. Biasanya, pengambilan keputusan politik penting dilakukan di kamp itu setelah semua elemen dalam MILF berkumpul.
Hingga saat ini, pertempuran kecil-kecilan masih sering terjadi antara MILF dan tentara Filipina. Pertempuran terakhir terjadi pertengahan Agustus lalu. Ketika itu, pasukan pengintai tentara Filipina terlibat konflik senjata hebat dengan kelompok Abu Sayyaf di Basilan.
Dulu, Kamp Abu Bakar sangat ramai dan hidup. Penghuni kamp saat itu diperkirakan mencapai 50 ribu orang. Mempunyai pertanian dan pasar sendiri. Yang
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408