Banyak Ortu Siswa Menolak Sistem Zonasi PPDB SMA - SMK
”Perbandingannya 1:3. Lulusan SMP 3. Sedangkan kursi SMA-nya 1. Itu ibarat PHP (pemberi harapan palsu), karena pasti kursi sudah habis,” ketusnya.
Dengan penerapan sistem zonasi ini, Banowo meyakini iklim kompetisi di kalangan siswa hilang. Lantaran mereka tak bisa lagi berlomba-lomba masuk sekolah favorit.
Terlepas dari itu, Banowo mengaku sepakat dengan kebijakan zonasi PBDB. Hanya, Banowo berdalih penerapan kebijakan itu membutuhkan masa transisi.
Mendengar hal ini, Ketua DPRD DIJ Yoeke Indra Agung Laksana sependapat. Menurutnya, penerapan sistem baru zonasi bisa mengancam pendidikan di Kota Jogja.
”Kami khawatir iklim kompetisi hilang karena sekolah berdasar kedekatan rumah,” katanya.
Karena itu, politikus PDIP ini berjanji bakal mengundang berbagai pihak terkait. Di antaranya, Disdikpora DIJ dan orang tua. Itu untuk mencari solusi terbaik.
”Semoga dari rapat dengar pendapat nanti menemukan solusi terbaik bagi pendidikan di Jogja,” harapnya. (cr8/zam)
Sistem zonasi PPDB tingkat SMA - SMK di Yogyakarta mendapat penolakan dari para orangtua siswa.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Pemberedelan Pameran Lukisan Pernah Bikin Yos Suprapto Kaya Raya, Begini Ceritanya
- Lukisan Aktivis
- KAI Properti-Kereta Api Pariwisata Resmikan Rail Transit Hotel Jogja Sambut Liburan Akhir Tahun
- Jubir Kementrans: Calon Transmigran Gunungkidul Sudah Diberangkatkan ke Sumbar
- Melintasi Tempat Sakral, Rute Proyek Tol Solo-Jogja Akan Diubah
- Gibran Minta Sistem Zonasi PPDB Dihilangkan, Mendikdasmen: Masih Pengkajian