Banyak Pasien Covid-19 Butuh Plasma Konvalesen, PMI Kesulitan Cari Pendonor
jpnn.com, JAKARTA - Chief Executive Officer (CEO) Reblood Leonika Sari mengungkapkan stok plasma konvalesen yang dibutuhkan pasien Covid-19 sangat sulit diperoleh.
Hal tersebut terjadi karena jumlah pasien yang banyak tapi jumlah pendonor sedikit, serta keterbatasan mesin apheresis yang digunakan untuk transfusi plasma konvalesen.
"Stoknya nol terus dari laporan harian karena begitu selesai di proses plasmanya sudah pasti dialokasikan ke antrean pasien," kata Leonika dalam program Bincang Online yang disiarkan melalui kanal JPNN.com di YouTube, Selasa (3/8).
Menurut Leonika, kesulitan untuk memperoleh plasama konvalesen ini terjadi di hampir seluruh daerah di Indonesia, terutama di daerah dengan permintaan plasma konvalesen paling banyak.
Selain itu, lanjut Leonika, banyak juga penyintas yang enggan untuk menjadi pendonor konvalesen.
"Salah satu kesulitannya banyak penyintas yang lebih memilih untuk jadi donor keluarga," ucap alumnus Intitut Teknologi Sepuluh Nopember itu.
Leonika menjelaskan para penyintas itu khawatir bila keluarga atau kerabat mereka terpapar Covid-19 dalam waktu dekat, mereka tidak bisa memberikan plasma konvalesen kepada keluarga atau kerabatnya.
"Awalnya satu dua orang, terus sekarang di komunitas penyintas banyak yang seperti itu menjadi mayoritas," seru Leonika.
CEO Reblood Leonika Sari mengungkapkan stok plasma konvalesen yang dibutuhkan pasien Covid-19 sangat sulit diperoleh.
- Lewat Program ini PMI di Singapura Dipersiapkan Agar Punya Masa Depan Lebih Cerah
- Bisnis Plasma Darah di PMI Dipertanyakan
- Agung Laksono Berikan Bantuan kepada Korban Kebakaran di Kemayoran
- Perdana, Universitas Terbuka Gelar Wisuda Langsung dari Jepang
- Dualisme di Tubuh PMI, Andi Rusni: Organisasi Lebih Besar dari Individu
- Dorong Perubahan, PMI Sulut Fokus pada Akuntabilitas dan Ide Segar