Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
Setidaknya sekali setiap bulan, Sasa juga harus bekerja di akhir pekan karena adanya kampanye marketing yang jatuh di hari itu.
"Tetap harus dikerjakan di weekend, memang tidak ada pilihan," katanya.
Tidak jarang ia melihat para pekerja start-up yang turun berat badan, hingga masuk rumah sakit.
"Temen saya ada yang diinfus tapi masih ngetik," katanya.
"Turun berat badan karena kalau udah sibuk banget itu enggak pengen makan."
Tren bekerja di start-up
Menurut data Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI), terdapat setidaknya 1.190 startup di Indonesia pada tahun 2021.
MIKTI menemukan 49,5% karyawan startup ini merupakan Generasi Z atau penduduk berusia 17-25 tahun pada 2021, dengan 80,8% karyawannya berpendidikan S1.
Sasa menilai ada sisi positif dari bekerja di perusahaan startup atau e-commerce.
Para pekerja gedung tinggi seperti start-up, e-commerce dan perusahaan teknologi sering tidak sadar bahwa mereka juga adalah buruh dengan hak yang harusnya dilindungi
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan