Banyak Pelaku Pariwisata Abaikan Sertifikasi

jpnn.com, SURABAYA - Direktur Utama Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata (LSUP) Devys Mukti Langgeng Sri Dwiastuti mengatakan, masih sedikit pelaku industri pariwisata yang menganggap penting sertifikasi usaha.
’’Hal itu terlihat dari sedikitnya pelaku pariwisata yang memiliki tanda daftar usaha pariwisata (TDUP) dan sertifikasi,’’ ujarnya di sela penyerahan sertifikat bintang tiga kepada Pop! Hotel Diponegoro akhir pekan lalu.
Padahal, menurut Sri, banyak keuntungan apabila hotel sudah tersertifikasi.
”Ada kepercayaan dari pelanggan. Sudah jelas eksistensi usahanya. Kepastian hukum sudah ada,’’ ucapnya.
Sementara itu, owner Pop! Hotel Diponegoro Catur R. Limas menuturkan, sertifikasi sangat diperlukan untuk menjamin mutu perhotelan.
’’Karena industri hotel sangat mengutamakan kualitas produk, layanan, dan standardisasi fasilitasnya untuk memastikan nyaman dan aman bagi pelanggan,’’ katanya.
Dia mengungkapkan, hotel yang dikelolanya memiliki tingkat okupansi 78 persen di tengah persaingan hotel yang ketat di Surabaya.
Dengan telah disertifikasinya Pop! Hotel Diponegoro, okupansi ditargetkan bisa meningkat. (car/c20/sof)
Devys Mukti Langgeng Sri Dwiastuti mengatakan, masih sedikit pelaku industri pariwisata yang menganggap penting sertifikasi usaha.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Xerana Resort Siap Dibangun di Pantai Pengantap, Investasi Capai Rp3 Triliun
- PIK Perlu Dukungan Integrasi Transportasi-Promosi untuk Menawarkan Pariwisata Urban
- BNI Indonesia’s Horse Racing 2025 Bakal Segera Digelar, Buruan Beli Tiketnya!
- Pertamina Fasilitasi Sertifikasi Ribuan UMKM Rumah BUMN Selama Januari-Maret 2025
- Kota Lama Jadi Primadona, Libur Lebaran 2025 Dongkrak Wisata Semarang
- Kehadiran Dermaga PIK Mengangkat Potensi Pertumbuhan Wisata Bahari Jakarta