Banyak Perempuan Asia Jadi PSK di Australia demi Visa Menetap

Sementara bagi Sally, ia harus membeli kondom sendiri.
"Klien meminta saya untuk tidak menggunakan kondom dan mengatakan saya akan diberi tambahan $50, kurang dari Rp 480 ribu, tapi saya takut terkena HIV, jadi saya bilang tidak," katanya.
Jade, yang juga ingin identitasnya dirahasiakan, juga harus membeli kondom sendiri saat ia pernah bekerja di sebuah rumah bordil.
"Beberapa pelanggan tidak memakai kondom. Saya bilang, 'Jika kamu tidak menggunakan kondom, saya tidak melakukannya!' karena saya memikirkan keselamatan dulu," katanya.
"Uang memang sangat penting, tetapi bukan segalanya."
Dari sebuah survei yang diterbitkan tahun 2015 oleh Australian Institute of Criminology, bekerja sama dengan Scarlet Alliance, organisasi yang membawahi pekerja seks di Australia, menemukan lebih dari setengah pekerja seks perempuan harus merogoh uang sendiri untuk membeli kondom.

'Pertama kali melakukannya, saya sangat takut'
BaptistCare HopeStreet mendefinisikan "rumah bordil murahan" sebagai prostitusi dan panti pijat dengan harga di bawah rata-rata industri seks.
Sejumlah perempuan Asia di Sydney harus bekerja secara diam-diam karena takut akan anggapan soal pekerja seks yang buruk,
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Hasil Babak Grup Piala Asia U-17 2025: Indonesia dan Uzbekistan Digdaya, Australia Apes
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Viral Pengendara Mobil Dinas Kemenhan Diduga Pesan PSK, Lihat!
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi