Banyak Perempuan Asia Jadi PSK di Australia demi Visa Menetap
Jessica Davidson, manajer pelayanan perempuan dari BaptistCare HopeStreet mengatakan yayasan mereka berupaya untuk menciptakan ruang yang aman bagi perempuan.
"Kami pikir yang pertama kali para perempuan tahu adalah mereka memiliki nilai, martabat, dan terlepas dari pilihan yang sudah mereka buat atau belum, mereka layak diperlakukan hormat," katanya.
Survei dilakukan selama 10 bulan dengan wawancara mendalam bersama 100 perempuan asal Asia tentang pengalaman mereka sebagai perempuan dari budaya lain yang bekerja di "rumah bordil murahan" di kota Sydney.
Dengan penelitian ini, BaptistCare HopeStreet berharap dapat mengidentifikasi cara-cara yang lebih baik untuk membantu mereka yang punya keterbatasan bahasa untuk tetap bisa mengakses layanan dukungan.
Jessica mengatakan sering kali mereka juga melihat eksploitasi.
"Hal-hal seperti tak mendapat kondom, bekerja dengan jam kerja yang panjang, dan kadang-kadang juga tidak tahu bagaimana mengkomunikasikan apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka butuhkan," katanya.
Tahun lalu, BaptistCare HopeStreet melihat lebih dari 800 perempuan telah mendapat sejumlah pelayanan, seperti konseling gratis, manajemen kasus, serta menjangkau rumah bordil untuk memberikan perlengkapan terkait aktivitas seks agar para pekerja perempuan bisa lebih aman.
Survei terakhir terhadap pekerja seks migran di Australia dilakukan hampir satu dekade lalu oleh Australian Institute of Criminology dan Scarlett Alliance.
Sejumlah perempuan Asia di Sydney harus bekerja secara diam-diam karena takut akan anggapan soal pekerja seks yang buruk,
- Lukisan Aktivis
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan