Banyak Perempuan Indonesia Jadi Tulang Punggung Saat Pandemi COVID-19
Sampai suatu hari ia mengantarkan kerabatnya melamar pekerjaan sebagai pemijat di sebuah spa di kawasan Jakarta Selatan.
Ia kemudian meminta izin kepada suaminya agar diperbolehkan bekerja sebagai pemijat, meski awalnya suaminya tidak terlalu memperbolehkan, apalagi jika memegang badan lawan jenis.
"Kita sudah enggak punya duit, gimana kita harus bayar sekolah anak dan makan sehari-hari, puyeng," cerita Lukita saat minta izin kepada suaminya.
"Akhirnya saya menjadi pemijat karena dipaksa oleh keadaan," ujar Lukita yang akhirnya belajar memijat di spa tempat kerjanya yang khusus untuk perempuan.
Suami Lukita masih bekerja sebagai tukang ojek online, namun karena kondisi kesehatannya, Lukita mengatakan penghasilannya tidak bisa diandalkan.
Photo: Semua diusahakan Lukita untuk menghidupi keluarganya, terutama kelima anaknya. (Supplied: Lukita)
Masih menyicil uang sekolah anak-anak
Tapi Lukita mengalami kembali kesulitan saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia.
Sebelum pandemi, Lukita memperoleh penghasilan rata-rata Rp8 juta per bulan setelah ia beralih menjadi pemijat yang dipanggil ke rumah lewat aplikasi online.
Yayuk Ernawati, seorang ibu rumah tangga di Gresik Jawa Timur terpaksa harus bekerja, setelah suaminya menjadi korban pemutusan hubungan kerja akibat pandemi COVID-19
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Bayi Perempuan Dibuang di Kebun Warga Trenggalek, Polisi Cari Orang Tua Korban