Banyak Peserta WHV asal Indonesia Merasa Tertipu di Australia
Sampai akhirnya mereka tiba di sebuah perkebunan yang kumuh.
Tak semua yang dikatakan 'Influencer' benar
Jumlah anak muda di bawah 30 tahun asal Indonesia yang mengajukan WHV, seperti Dimas dan Bella, meningkat signifikan sejak pandemi.
Departemen Dalam Negeri Australia mengatakan mereka menerima 2.493 pendaftar pada tahun 2021-22, 7.606 pada tahun 2022-23, dan naik menjadi 9.907 pada tahun 2023-24.
Departemen Dalam Negeri Australia mengatakan penutupan perbatasan selama pandemi menyebabkan adanya "permintaan terpendam".
Namun, ada juga peningkatan jumlah influencer asal Indonesia di sosial media, yang mengunggah pengalaman mereka di Australia dan tidak semua cerita mereka benar.
Mereka mengaku dengan memetik buah di Australia hanya selama sebulan, bisa mendapat penghasilan yang setara dengan gaji setahun di Indonesia.
Tapi sejumlah peserta WHV di Australia tidak menjelaskan biaya hidup di Australia serta pajak yang tinggi, hanya membanggakan penghasilan mereka yang tentu nilainya terdengar besar jika mengkonversikan dolar Australia ke rupiah.
Terinspirasi cerita para influencer ini, Dimas dan Bella melihat iklan di Facebook yang membutuhkan beberapa orang untuk memetik anggur.
Bekerja sambil liburan di Australia lewat program WHV seringkali dipromosikan oleh para influencer media sosial asal Indonesia sebagai cara mudah untuk mendapatkan uang
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata