Banyak Pilot Jarang Terbang Selama Pandemi, Mungkinkah Kemampuan Mereka Jadi Menurun?

Banyak Pilot Jarang Terbang Selama Pandemi, Mungkinkah Kemampuan Mereka Jadi Menurun?
David Sapulete memiliki rasa takut ketika harus mengemudi pesawat setelah tujuh bulan tidak melakukannya, namun telah mempersiapkan diri dari beberapa hari sebelum. (Supplied)

"Bila mereka memegang kontrol pesawat setelah berbulan-bulan tidak melakukannya, dan tidak melakukan pelatihan simulator, ataupun kursus penyegar ingatan, mereka pasti akan berbuat salah," katanya.

"Jadi penting sekali para pilot ini mengikuti kursus penyegar ingatan yang komprehensif, dan pelatihan simulator untuk menguji kemampuan menerbangkan pesawat mereka lagi."

Banyak Pilot Jarang Terbang Selama Pandemi, Mungkinkah Kemampuan Mereka Jadi Menurun? Photo: Tidak semua maskapai penerbangan di seluruh dunia dapat membeli simulator khusus untuk pilot mereka karena harganya yang mahal. (Reuters: Noemie Olive)

 

Menurutnya, maskapai premium di seluruh dunia melakukan pelatihan penyegar ingatan bagi pilot mereka dengan sangat serius.

Salah satunya adalah Qantas, yang mewajibkan para pilot untuk mengikuti pelatihan enam hari sebelum dapat menerbangkan pesawat.

Dalam pelatihan tersebut, terdapat juga beberapa sesi soal pengoperasian simulator, 'ground school training', dan penilaian kesehatan mental.

Namun, Geoffrey mengatakan beberapa maskapai 'budget' tidak melakukannya dengan ketat.

"Maskapai yang tidak terlalu diketahui namanya di beberapa bagian dunia, menurut saya, tidak melakukan usaha cukup untuk memastikan bahwa pilot mereka telah dilatih ulang dengan layak," katanya.

Untuk pertama kalinya setelah tujuh bulan tidak terbang, David Sapulete, pilot asal Tangerang menerbangkan pesawatnya pada akhir Oktober lalu dengan mengikuti protokol kesehatan

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News