Banyak Pilot Jarang Terbang Selama Pandemi, Mungkinkah Kemampuan Mereka Jadi Menurun?
"Bila mereka memegang kontrol pesawat setelah berbulan-bulan tidak melakukannya, dan tidak melakukan pelatihan simulator, ataupun kursus penyegar ingatan, mereka pasti akan berbuat salah," katanya.
"Jadi penting sekali para pilot ini mengikuti kursus penyegar ingatan yang komprehensif, dan pelatihan simulator untuk menguji kemampuan menerbangkan pesawat mereka lagi."
Photo: Tidak semua maskapai penerbangan di seluruh dunia dapat membeli simulator khusus untuk pilot mereka karena harganya yang mahal. (Reuters: Noemie Olive)
Menurutnya, maskapai premium di seluruh dunia melakukan pelatihan penyegar ingatan bagi pilot mereka dengan sangat serius.
Salah satunya adalah Qantas, yang mewajibkan para pilot untuk mengikuti pelatihan enam hari sebelum dapat menerbangkan pesawat.
Dalam pelatihan tersebut, terdapat juga beberapa sesi soal pengoperasian simulator, 'ground school training', dan penilaian kesehatan mental.
Namun, Geoffrey mengatakan beberapa maskapai 'budget' tidak melakukannya dengan ketat.
"Maskapai yang tidak terlalu diketahui namanya di beberapa bagian dunia, menurut saya, tidak melakukan usaha cukup untuk memastikan bahwa pilot mereka telah dilatih ulang dengan layak," katanya.
Untuk pertama kalinya setelah tujuh bulan tidak terbang, David Sapulete, pilot asal Tangerang menerbangkan pesawatnya pada akhir Oktober lalu dengan mengikuti protokol kesehatan
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan