Banyak Praktik Kotor di Bisnis Batu Bara, Investor Jadi Korban
jpnn.com, JAKARTA - Bisnis batu bara tengah menggeliat seiring dengan kenaikan harga yang kini telah mencapai rekor tertinggi sejak pemerintah menerapkan harga batu bara acuan (HBA).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) bulan Juni 2022 senilai USD 323,91 per ton.
Angka tersebut naik 17% atau bertambah USD 48,27 per ton dibanding harga bulan sebelumnya.
Namun di balik semua kabar baik itu, pertambangan ilegal kini makin menjamur, bahkan sengketa bisnis batu bara pun marak terjadi, dan korbannya selalu investor.
Hal tersebut diamini oleh Haris Azhar, pengacara dan pegiat HAM. Dirinya mengaku mendapat banyak pengaduan dari masyarakat mengenai masalah tersebut.
Salah satu yang tengah ditanganinya adalah kasus dugaan penggelapan batu bara di Lahat, Sumatera Selatan.
“Mereka menjual batu bara yang sesuai perjanjian seharusnya adalah milik perusahaan klien saya," kata Haris kepada wartawan, Jumat (22/7).
Haris Azhar, pengacara dan pegiat HAM, mengaku tengah melakukan perlawanan terhadap praktik kotor pelaku bisnis batu bara di Sumatera Selatan
- Kasus Suap Seleksi PPPK Batu Bara, 5 Terdakwa Divonis 1 Tahun Penjara
- Sustain Sebut Peningkatan Pungutan Batu Bara Bisa Dialokasikan untuk Transisi Energi
- Fasset dan Indosat Hadirkan Hadiah Bitcoin untuk Para Investor
- Copy Trading NEEXBIT Permudah Investor Pemula Meniru Strategi Profesional
- Restitusi Berduit
- Haris Azhar Minta Aktivitas Tambang Batu Bara Perusahaan Ini di Musi Banyuasin Dihentikan