Banyak Remaja Cedera karena Tiru Gerakan Tari Ekstrim di Internet dan Medsos

Banyak Remaja Cedera karena Tiru Gerakan Tari Ekstrim di Internet dan Medsos
Banyak Remaja Cedera karena Tiru Gerakan Tari Ekstrim di Internet dan Medsos

Marko Panzic, yang memiliki perusahaan tari terkemuka Dream Dance Company, mengatakan tren di media sosial merupakan faktor utama yang mendorong tumbuhnya 'sisi berbahaya dari tari".

"Gerakan yang mereka lakukan membuat saya merasa takut dan prihatin, dan bukan sesuatu yang membuat saya terkagum-kagum," katanya.

Dua penari Australia yang sangat berbakat banyak memberikan ceramah melawan tren yang tengah berkembang ini. Mereka mengatakan cedera tersebut dapat mereka hindari jika saja mereka tidak memaksakan tubuh mereka melakukan gerakan dan posisi ekstrim seperti itu.

"Gambar-gambar di instagram itu, secara fisik membuat saya kesakitan melihatnya karena saya tahu itu bukan posisi yang umum atau bisa dilakukan oleh tubuh kita," kata Aaron Matheson yang berusia 18 tahun.

Aaron tengah melakukan gerakan kalajengkin dan 'back mount' di rumah ketika mengalami cedera pertamanya tujuh tahun lalu.

"Saya terus berusaha melakukan gerakan itu di rumah setiap hari setelah menari dan akhirnya saya bisa melakukannya, tapi disaat yang sama saya juga merasa bagian belakang saya nyeri dan saya sampai jatuh tergeletak dan harus menunggu sampai rasa nyerinya hilang," tuturnya.

Dia kini tengah menjalani terapi pengobatan untuk cedera tulangnya.

Hal serupa juga dialami Charlotte Connors, 17, dari Newcastle, Ia mengalami cedera ketika berusaha meniru video tari di YouTube di rumahnya.

Penari muda banyak yang terluka karena meniru latihan peregangan tubuh ekstrim yang mereka lihat di internet dan media sosial. Kalangan dokter profesional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News